Apa itu Kucing Liar?

Kucing liar hidup di alam liar, dan merupakan keturunan kucing yang pernah dijinakkan, dan hidup bersama manusia sebagai hewan peliharaan. Meskipun kucing ini adalah keturunan dari ras domestik, mereka tidak mempertahankan banyak sifat domestik. Mereka, bagaimanapun, hampir identik dalam penampilan dengan kucing peliharaan.

Rata-rata kucing rumahan dan kucing liar memiliki ukuran dan warna tubuh yang sama, meskipun beberapa kucing liar mungkin tampak sedikit lebih kecil karena kurangnya pasokan makanan yang konsisten. Biasanya, bagaimanapun, keduanya tidak dapat dibedakan hanya dengan fitur fisik.

Kucing liar sering hidup bersama dalam koloni untuk tujuan bertahan hidup dasar. Koloni ini memastikan bahwa kucing memiliki akses yang lebih mudah ke makanan dan perlindungan yang lebih baik dari pemangsa. Namun, perilaku komunal ini tidak menghilangkan semua ancaman. Infeksi parasit, penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, dan perselisihan wilayah antara laki-laki umumnya menyebabkan kematian sebelum usia tua. Beberapa kucing liar, terutama jantan, lebih suka hidup sendiri, yang mengurangi harapan hidup mereka.

Seekor kucing liar tidak secara alami cenderung untuk bertahan hidup di luar perawatan manusia. Praktek menjinakkan kucing untuk keperluan rumah tangga sudah ada sejak 9500 SM, dan kucing telah mengembangkan ketergantungan pada manusia sebagai sumber utama makanan, tempat berlindung, dan perlindungan terhadap pemangsa dan penyakit. Dengan demikian, kucing biasanya dirugikan di alam liar, memiliki sifat bertahan hidup yang lebih sedikit dan sistem kekebalan yang lebih lemah daripada kucing liar lainnya. Kucing liar memiliki rentang hidup rata-rata lima tahun jika mereka hidup dalam koloni dan hanya dua tahun jika mereka hidup sendiri.

Kucing bukanlah hewan asli dari banyak bagian dunia, dan populasi kucing liar awalnya diperkenalkan oleh para pelancong dalam upaya untuk mengendalikan populasi kelinci yang tumbuh terlalu banyak. Populasi hewan asli sering kali tidak terbiasa dengan kucing ini, yang kadang-kadang telah menghancurkan populasi hewan asli, secara signifikan mengubah keseimbangan ekosistem suatu daerah. Populasi mereka dapat merajalela, merusak ekosistem asli, terutama ekosistem pulau.

Metode yang berbeda telah diusulkan untuk menangani pertumbuhan populasi kucing liar. Banyak yang menganjurkan sistem menjebak kucing untuk memandulkan atau mengebiri mereka. Setelah disterilisasi, kucing-kucing tersebut dilepaskan kembali ke alam liar. Yang lain mempromosikan eutanasia sebagai tindakan terbaik, yang dicapai melalui sejumlah metode. Kucing liar dapat diburu oleh manusia, diracuni, atau terpapar agen biologis, seperti virus khusus kucing atau predator yang memburunya.