Trunk-cam adalah kamera yang dirancang untuk dibawa oleh gajah. Sementara sinematografer gajah mungkin tampak agak menggelikan, kamera belalai sebenarnya dapat memberikan wawasan yang menarik tentang wilayah tempat gajah hidup, karena hewan besar ini dapat dengan berani memasuki wilayah yang tidak dapat dijangkau manusia. Ada sejumlah gaya trunk-cam yang berbeda, dirancang untuk digunakan dengan cara yang berbeda, dan rekaman trunk-cam kadang-kadang menarik perhatian global, dengan menangkap peristiwa dan pemandangan yang sebelumnya tidak terlihat oleh mata manusia.
Inspirasi untuk kamera belalai datang dari gajah pekerja, yang digunakan untuk membawa kayu bakar dan persediaan lainnya ke kamp hutan yang digunakan oleh para ahli biologi sebagai stasiun pangkalan untuk penelitian. Para peneliti mencatat bahwa gajah membawa kayu bakar dengan sangat lembut, dan menyadari bahwa langkah gajah yang lambat dan stabil mungkin bekerja seperti Steadicam di hutan. Jadi, mereka merancang kamera tersembunyi di dalam batang kayu yang bisa dibawa oleh gajah.
Kamera belalai dasar yang ringan dapat diambil dan dibawa oleh gajah melintasi jarak jauh, dan dapat berjalan terus menerus, atau dipicu untuk bereaksi terhadap gerakan di garis pandang kamera. Kamera belalai lainnya lebih berat, jadi gajah membawanya untuk waktu yang singkat dan kemudian menjatuhkannya, menyebarkan kamera tersembunyi ke dalam hutan. Gajah juga dapat diajari untuk melepaskan kamera belalai ketika mereka melihat harimau atau makhluk lain yang menarik, dan dalam beberapa kasus kamera belalai dapat dioperasikan dari jarak jauh, memungkinkan peneliti untuk memindahkannya agar lebih dekat dengan subjek.
Dimungkinkan juga untuk melihat kamera gading, kamera ringan yang disampirkan pada gading gajah. Sebuah gading-cam akan menemani gajah ke mana pun dia pergi, dengan ahli biologi melihat rekaman nanti untuk belajar tentang ke mana gajah pergi, dan makhluk seperti apa yang mereka temui. Kamera-kamera ini biasanya kokoh untuk menahan cuaca buruk, benturan keras, dan bahaya lain yang mungkin dihadapi selama pembuatan film, dan harganya bisa sangat mahal.
Gajah menjadi sinematografer hebat bukan hanya karena mereka bergerak perlahan dan cukup lembut untuk merekam gambar yang cukup stabil, tetapi juga karena mereka takut akan beberapa hal di hutan. Gajah umumnya dihormati oleh hewan lain, dan mereka bersedia menjelajah ke lokasi terpencil dan berbahaya karena mereka begitu besar sehingga mereka memiliki sedikit ancaman alam. Mereka juga sangat cerdas, dan seekor gajah dapat diajari menggunakan kamera belalai dengan keterampilan yang terkadang melampaui kemampuan sinematografer manusia.