Karang berbatu atau true coral adalah organisme dalam ordo Scleractinia. Organisme dalam ordo ini mendapatkan namanya dari kerangka mereka, yang terdiri dari kalsium karbonat yang mengeras yang dapat menyebabkan karang terasa seperti batu. Saat karang hidup, kerangkanya ditutupi lapisan lembut bahan hidup, tetapi setelah karang mati, kerangkanya yang mengeras terlihat jelas.
Organisme dalam ordo ini dapat dibagi menjadi dua kelompok: kolonial dan soliter. Karang berbatu kolonial membentuk koloni yang berkembang menjadi bentuk fantastis yang banyak diasosiasikan orang dengan terumbu karang. Karang berbatu soliter tidak hidup bersama dalam koloni, dan banyak dari mereka juga mengambang bebas.
Dalam kasus koloni karang berbatu, kerangka keras dibuat oleh banyak individu yang dikenal sebagai polip, yang bekerja sama untuk membangun kerangka. Karang dapat tumbuh secara aseksual dengan tunas, suatu proses yang membagi polip menjadi salinannya sendiri, dan koloni juga dapat tumbuh dengan menyatu dengan koloni tetangga. Karang berbatu juga mampu bereproduksi secara seksual, yang biasanya dilakukan dengan melepaskan telur dan sperma ke laut, di mana gamet dapat terbentuk ketika telur dan sperma bersentuhan satu sama lain. Dalam kasus karang batu yang tumbuh menjadi koloni, gamet dapat memulai koloni baru.
Karang berbatu juga dapat dibagi menjadi karang zooxanthellata dan non-zooxanthellata. Karang Zooxanthellata membentuk hubungan simbiosis dengan alga yang hidup di dalam kerangka karang, menyediakan energi bagi koloni. Karang non-zooxanthellata, seperti yang Anda bayangkan, tidak bergantung pada ganggang untuk makanan. Dalam kedua kasus, polip juga memasok makanan mereka sendiri, menggunakan struktur khusus yang dikenal sebagai tentakel penyapu untuk menangkap mangsa saat hanyut mengikuti arus.
Beberapa bentuk dasar karang batu dapat diamati di laut, termasuk karang bercabang, karang pilar, karang meja, karang elkhorn, karang encrusting, karang masif, karang masif, dan karang foliase, yang membentuk lingkaran dan lempengan material yang saling berhubungan. Semua spesies karang berbatu menempel pada substrat berbatu atau keras, dan begitu karang terbentuk, akan sangat sulit untuk terlepas.
Karang tidak kebal. Mereka dapat rusak oleh badai besar dan air yang bergejolak, dan mereka juga mengalami pemutihan karang, sebuah fenomena yang ditandai dengan hilangnya alga zooxanthellata yang mendukung banyak spesies. Karang juga dapat terluka oleh penanganan yang kasar, seperti misalnya ketika orang menyentuh permukaan beludru dari karang hidup, meskipun beberapa karang memiliki sel penyengat untuk melawan. Pemanasan global, lubang di lapisan ozon, dan polusi nutrisi juga berkontribusi pada masalah dengan banyak spesies karang, membuat beberapa peneliti khawatir bahwa populasi karang berbatu di dunia mungkin berada dalam bahaya besar.