Apa Perbedaan Penggunaan Air Liur Kelelawar?

Air liur dari beberapa kelelawar, terutama kelelawar vampir, mengandung enzim yang mencegah darah menggumpal, atau menggumpal. Potensi utama penggunaan air liur ini adalah sebagai obat untuk memecah gumpalan darah pada pasien stroke. Menyuntikkan air liur kelelawar ke pasien stroke mungkin sama efektifnya dengan pengobatan stroke yang lebih umum digunakan, alteplase. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa air liur kelelawar juga dapat bekerja hingga sembilan jam setelah seseorang terkena stroke, sedangkan alteplase biasanya hanya dapat digunakan hingga sekitar empat jam sesudahnya.

Dikenal secara ilmiah sebagai Desmodus rotundus, kelelawar vampir yang umum adalah jenis kelelawar yang memakan darah hewan lain. Tidak seperti vampir mitos, kelelawar vampir tidak menghisap darah; sebaliknya, mereka menjilatnya dengan lidah mereka yang panjang. Untuk menjaga agar darah tetap mengalir dari luka, kelelawar vampir akan menyimpan sedikit air liur ke dalam luka.

Air liur kelelawar vampir memiliki enzim yang tidak biasa yang memiliki sifat pembekuan semut yang sangat kuat dan juga mencegah pembuluh darah di dekatnya menutup. Stroke iskemik terjadi ketika aliran darah di otak tersumbat karena gumpalan darah, jadi para peneliti sedang mempelajari apakah enzim ini dapat membantu memecah gumpalan tersebut. Sampai tahun 2011, pengobatan stroke ini masih diselidiki, tetapi para ilmuwan berharap air liur kelelawar dapat digunakan sebagai pengobatan stroke pada tahun 2015.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa menyuntikkan obat yang terbuat dari air liur kelelawar langsung ke aliran darah penderita stroke dapat membantu memecah gumpalan darah. Solusi ini telah dijuluki desmoteplase, setelah nama ilmiah kelelawar vampir umum. Beberapa ilmuwan percaya bahwa itu sebenarnya lebih efektif daripada obat tradisional yang digunakan untuk memecah gumpalan darah.

Dengan menggunakan metode pengobatan stroke saat ini, para profesional medis umumnya memiliki sedikit lebih dari empat jam untuk menyuntikkan alteplase ke dalam pembuluh darah pasien. Setelah waktu ini, obat ini biasanya tidak dapat memecah gumpalan darah yang menyebabkan stroke iskemik. Obat air liur kelelawar, di sisi lain, mungkin masih efektif bahkan ketika disuntikkan ke korban stroke beberapa jam kemudian.

Alteplase juga dapat menyebabkan perdarahan yang sangat berat pada beberapa pasien, yang bisa sangat berbahaya. Desmoteplase, di sisi lain, tampaknya menyebabkan sedikit atau tidak ada efek samping pada kebanyakan orang. Studi saat ini menunjukkan bahwa itu mungkin lebih aman daripada alteplase.