Apa itu Duduk Pohon?

Duduk di pohon persis seperti apa kedengarannya; itu adalah bentuk protes yang melibatkan duduk di pohon. Sampai tuntutan pengasuh pohon dipenuhi atau pengasuh pohon diekstraksi secara paksa, dia akan didukung oleh kru darat yang ekstensif. Di Amerika Serikat, gerakan lingkungan telah menggunakan duduk pohon sebagai bentuk aksi langsung sejak tahun 1980-an, sebagian besar di Oregon dan California. Beberapa pengasuh pohon terkenal telah berhasil mempertahankan posisi tinggi mereka selama beberapa tahun.

Asal usul yang tepat dari duduk di pohon tidak jelas, meskipun digunakan cukup efektif di Selandia Baru pada 1970-an. Di Amerika Serikat, seorang pria bernama Mikal Jakubal mulai duduk di pohon pada 1980-an, dan Earth First!, sebuah kelompok lingkungan radikal, melakukan praktik tersebut. Salah satu pohon Amerika Utara yang paling terkenal adalah di Humboldt County, California, pada 1990-an, ketika Julia Butterfly Hill duduk di kayu merah bernama Luna selama dua tahun.

Ada beberapa alasan untuk mengatur duduk pohon. Jelas, penghuni manusia mempersulit penebang untuk menebang pohon, sehingga banyak kelompok lingkungan menggunakan taktik untuk mencegah atau menghentikan penebangan. Sementara penjaga pohon menempati pohon, perusahaan penebangan secara moral berkewajiban untuk menghentikan operasi penebangan di daerah tersebut, karena orang dapat terluka atau terbunuh. Ini memberi para aktivis waktu untuk mengajukan perintah dan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang penyebabnya.

Duduk pohon mungkin juga simbolis, seperti yang terjadi pada sekelompok aktivis Berkeley yang memulai duduk pohon di dekat University of California, Berkeley, pada tahun 2006. Para aktivis menentang perluasan fasilitas atletik sekolah, sehingga mereka menduduki pohon-pohon yang direncanakan untuk dihancurkan agar pandangan mereka diketahui. Selain menunda pembangunan, para aktivis juga menarik perhatian besar pada masalah ini, yang membuat pihak Universitas kecewa.

Secara teknis, duduk pohon adalah ilegal, karena melibatkan pelanggaran. Banyak perusahaan penebangan kayu secara paksa mengeluarkan pengasuh pohon dengan bantuan pemanjat pohon dan penegak hukum. Tuntutan hukum untuk pelanggaran atau berkemah ilegal dapat diajukan terhadap pengasuh pohon dan kru pendukung mereka, dengan fokus berat pada kru pendukung karena pengasuh pohon tidak dapat bertahan hidup tanpa bantuan dari tanah.

Efektivitas duduk di pohon masih bisa diperdebatkan. Ini tentu menarik perhatian pada penyebab lingkungan, yang bisa berharga. Dalam beberapa kasus, hal itu juga menghasilkan banding yang berhasil atas rencana pemanenan kayu. Namun, dalam kasus lain, perusahaan penebangan telah berhasil menyingkirkan para penggiat pohon dan melanjutkan pekerjaan mereka, yang merupakan sumber frustrasi besar bagi para aktivis. Banyak pengasuh pohon juga menjadi sangat terikat pada pohon “mereka”, dan misi duduk pohon yang gagal dapat menjadi sangat emosional sebagai hasilnya.