Apa Itu Punggungan Supraorbital?

Istilah anatomi, punggungan supraorbital mengacu pada punggungan tulang di atas setiap mata. Punggungan ini berbeda antar spesies, dan juga cenderung terlihat berbeda antar jenis kelamin. Mereka bertindak sebagai bagian dari kekuatan struktural tengkorak, di antara fungsi lainnya.

Mata manusia terletak di dalam lekukan di tengkorak. Lekukan ini dibatasi di bagian atas oleh wilayah supraorbital. Punggungan supraorbital adalah salah satu bagian dari area anatomi ini, dan secara khusus mengacu pada tulang yang melengkung di sekitar bagian atas rongga mata dan di bawah alis. Istilah alternatif untuk area tersebut termasuk lengkungan supraorbital dan punggung alis. Di atas setiap punggungan supraorbital adalah tonjolan frontal tengkorak, yang terletak di bawah sebagian besar dahi.

Spesies yang berbeda, termasuk kera dan monyet memiliki variasi dalam bentuk tengkorak, dan oleh karena itu memiliki struktur punggungan supraorbital yang berbeda untuk setiap spesies. Manusia tidak terkecuali, dan versi manusia purba juga menampilkan jenis punggungan supraorbital yang dapat diidentifikasi. Bahkan pada manusia modern, terdapat keragaman jenis punggungan.

Evolusi berarti bahwa bentuk tengkorak dan perbedaan fisik lainnya menunjukkan adaptasi terhadap lingkungan dan tekanan kelangsungan hidup. Antropolog, yang mempelajari manusia, dan nenek moyang manusia, dapat membedakan tengkorak fosil menjadi spesies makhluk mirip manusia melalui ciri-ciri seperti punggungan supraorbital. Neanderthal, misalnya, memiliki tonjolan alis yang sangat menonjol dibandingkan dengan manusia modern. Ini karena manusia masa kini memiliki dahi vertikal, dan Neanderthal memiliki dahi yang miring ke belakang tajam dari atas mata.

Wanita dan pria manusia modern memiliki jenis tonjolan alis yang berbeda. Orang yang maskulin cenderung memiliki alis yang lebih tebal dan jelas, dengan dahi yang sedikit miring ke belakang, sedangkan wanita memiliki alis yang lebih rata dan dahi yang lebih lurus ke atas dan ke bawah. Bahkan ras manusia modern yang berbeda dapat menunjukkan perbedaan yang dapat dikenali dalam penampilan alis. Misalnya, beberapa penduduk asli Australia memiliki satu tonjolan di atas mata dan hidung. Sebagian besar populasi dunia memiliki dua punggung bukit yang terpisah, satu di atas setiap mata.

Punggungan supraorbital juga memberikan perlindungan bagi mata dari cedera yang tidak disengaja. Bahkan saraf dan pembuluh darah menggunakan tulang punggung alis untuk tujuan mereka sendiri. Di atas setiap mata manusia modern terdapat lubang kecil di tulang, atau sedikit penyok di tulang, tempat berkas saraf dan pembuluh darah dapat mengalir dari dalam tengkorak ke luar. Fitur-fitur ini hilang pada beberapa spesies leluhur, dan begitu juga fitur lain yang dapat membantu para antropolog membedakan spesies.