Stres dan homeostasis bertentangan satu sama lain di dalam tubuh organisme hidup. Suatu organisme dirancang untuk berada dalam keadaan homeostasis, di mana semua sistem di dalam tubuhnya berfungsi secara optimal. Stres mendorong organisme keluar dari homeostasis, memaksanya untuk mengkompensasi perubahan lingkungan atau di dalam sistem internalnya. Dalam biologi, stres dapat merujuk pada tantangan fisik dan lingkungan serta tantangan emosional dan psikologis yang dapat berdampak pada tubuh organisme.
Organisme tidak pernah sepenuhnya bebas dari stres dan dengan demikian tidak pernah dalam keadaan homeostasis yang sebenarnya, meskipun mereka biasanya dalam keadaan yang relatif stabil. Stres di lingkungan, seperti yang disebabkan oleh suhu atau adanya bahaya, serta yang ada di dalam organisme, seperti yang disebabkan oleh rasa lapar, haus, atau ketidaknyamanan emosional, semuanya akan menyebabkan organisme keluar dari homeostasis sebagai stresor. ditangani. Sebagian besar waktu, stres dan homeostasis berada dalam keseimbangan yang memungkinkan organisme untuk bertahan hidup meskipun tidak selalu berkembang.
Salah satu contoh yang paling mudah dikenali dari hubungan antara stres dan homeostasis adalah respons adrenal, yang terlihat pada manusia dan banyak hewan lainnya. Dalam proses ini, stresor, seperti ketakutan yang ditimbulkan oleh kehadiran predator, menyebabkan tubuh melepaskan adrenalin sehingga dapat melarikan diri dari bahaya dan bertahan hidup. Stresor menyebabkan tubuh meninggalkan keadaan homeostasis dan memasuki keadaan “fight-or-flight”, di mana jantung berdetak lebih cepat, pernapasan menjadi lebih cepat, dan sistem yang tidak dibutuhkan, seperti pencernaan dan penglihatan warna untuk sementara dimatikan. . Setelah ancaman tidak lagi hadir, tubuh akan tenang dan kembali ke keadaan homeostasis.
Meskipun stres dan homeostasis sering dibahas karena hubungannya dalam respons adrenal, keduanya juga terkait dalam aspek lain kehidupan organisme. Jika tidak ada cukup nutrisi dalam sistem organisme, ini akan menciptakan stres di dalam organisme, mendorong organisme untuk mencari lebih banyak makanan. Jika terlalu dingin, stres akan menyebabkan organisme berusaha menghangatkan diri, misalnya melalui menggigil. Stres emosional juga akan menyebabkan tubuh meninggalkan homeostasis, seringkali melalui respons adrenal. Dengan stres emosional, lebih sulit untuk menyeimbangkan stres dan homeostasis karena ancamannya tidak didefinisikan dengan baik seperti ancaman lain, seperti predasi.