Peran estradiol pada pria terbatas tetapi memainkan peran penting dalam menjaga kemampuan reproduksi pria. Estradiol adalah hormon seks yang mengatur siklus menstruasi wanita. Pada pria, hormon diproduksi dalam jumlah yang jauh lebih kecil. Estradiol pada pria memperpanjang umur sel sperma, meningkatkan kemungkinan bahwa selama hubungan seksual, sel sperma yang layak mencapai sel telur. Jika kadar estradiol pada pria terlalu tinggi atau rendah, itu bisa berdampak negatif.
Estradiol adalah hormon seks yang diproduksi oleh ovarium pada wanita dan testis pada pria. Dalam kedua kasus, estradiol diubah dari testosteron. Perannya paling baik dipahami dalam mengatur siklus menstruasi wanita. Selama siklus menstruasi wanita, peningkatan kadar estradiol mendorong pelepasan satu sel telur, atau sel telur, dari ovarium. Kadarnya paling rendah selama menstruasi, tetapi tetap pada puncaknya jika terjadi kehamilan.
Seorang pria dewasa yang khas umumnya memiliki antara seperlima dan setengah lebih banyak estradiol dalam aliran darahnya daripada wanita yang sebanding. Kekurangan ini wajar karena estradiol adalah estrogen; kadar estradiol yang tinggi menurunkan jumlah sperma pada pria. Namun dalam kadar rendah, estradiol memiliki efek positif pada kemampuan pria untuk bereproduksi.
Semua sel akhirnya mengalami apoptosis, atau kematian sel terprogram. Proses ini penting untuk menghindari perkembangan kanker dan penyakit lainnya. Kehadiran estradiol pada pria menunda apoptosis pada sel sperma. Karena estradiol hanya diproduksi di testis pada pria, sel sperma menerima manfaat maksimal dari estradiol dan memiliki peluang lebih tinggi untuk bertahan dalam perjalanan antara testis dan ovum.
Meskipun tingkat estradiol yang tepat pada pria dapat memberikan keuntungan reproduksi, tingkat rendah atau tinggi dapat melakukan lebih dari mempengaruhi reproduksi. Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2009 menunjukkan bahwa pria dengan kadar estradiol rendah atau tinggi akan lebih mungkin menderita gagal jantung. Akibatnya, menyesuaikan kembali kadar estradiol pada pria dengan gagal jantung meningkatkan fungsi jantung. Namun, penelitian mencatat bahwa hasilnya hanya awal dan mungkin diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan perawatan estradiol yang efektif secara konsisten.
Komplikasi lain yang lebih serius dari estradiol tinggi pada pria adalah peningkatan risiko kanker prostat. Peningkatan estradiol dan penurunan testosteron keduanya merupakan penanda bahwa hormon pria telah menjadi tidak seimbang, suatu peristiwa yang dapat terjadi setelah usia 40 tahun. Meskipun faktor-faktor lain seperti genetika mempengaruhi kemungkinan seorang pria terkena kanker prostat, tes darah tahunan dapat mengungkapkan ketidakseimbangan hormon sebelum kanker berkembang. Deteksi dini adalah kunci dalam mengurangi kemungkinan kematian pria akibat kanker prostat.