Apa itu Endomorfin?

Ada dua jenis endomorfin: endomorfin-1 dan endomorfin-2. Keduanya adalah zat kimia yang ditemukan di dalam sel yang disebut neuron, yang merupakan blok bangunan dasar otak, sistem saraf, dan sumsum tulang belakang. Endomorfin mempengaruhi beberapa fungsi fisik dan mental, misalnya persepsi nyeri, reaksi terhadap stres, dan fungsi kardiovaskular, pernapasan, dan pencernaan. Zat-zat ini bersifat endogen, artinya diproduksi oleh tubuh itu sendiri, dan juga merupakan peptida opioid, artinya zat ini secara khusus bekerja dengan mengikat zat lain yang disebut reseptor opioid yang ditemukan terutama di otak, sumsum tulang belakang, dan sistem pencernaan. Endomorfin adalah subjek dari banyak penelitian, dan beberapa ilmuwan percaya bahwa mereka dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai obat farmasi, termasuk obat penghilang rasa sakit baru, perawatan untuk penyakit Alzheimer, dan anti-peradangan.

Ada beberapa peptida opioid endogen yang berbeda, termasuk endomorfin, endorfin, dinorfin, enkefalin, dan beta-endorfin. Di dalam tubuh, peptida opioid yang berbeda berikatan dengan berbagai jenis reseptor opioid. Ada tiga jenis utama reseptor opioid yang disebut reseptor delta, kappa, dan mu. Endomorfin secara khusus mengikat reseptor mu. Peptida opioid pertama kali ditemukan oleh para ilmuwan pada 1970-an, meskipun endomorfin tidak diisolasi dan diidentifikasi di otak mamalia sampai kemudian.

Endomorphin-1 ditemukan di berbagai area otak, sedangkan endomorphin-2 ditemukan terutama di sumsum tulang belakang, limpa, dan batang otak bagian bawah. Kedua zat tersebut mempengaruhi sistem saraf pusat, yang berarti otak dan sumsum tulang belakang, dan sistem saraf tepi, yang berarti saraf dan sel saraf di seluruh tubuh. Studi ilmiah menunjukkan bahwa endomorfin sangat terkait dengan kemampuan tubuh untuk merasakan rasa sakit. Ini telah mendorong penelitian yang berfokus pada pengembangan jenis analgesik baru, atau obat penghilang rasa sakit, berdasarkan endomorfin. Penelitian lain berfokus pada efek endomorfin pada sistem kekebalan tubuh, serta pada fungsi kardiovaskular dan gastrointestinal.

Penelitian telah menunjukkan bahwa endomorfin dapat berguna dalam pengembangan obat baru. Misalnya, endomorphin-2 telah menunjukkan beberapa janji sebagai pengobatan yang mungkin untuk penyakit Alzheimer, sementara beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa endomorphin-1 dapat mengurangi rasa sakit dan peradangan arthritis. Namun, ada beberapa kesulitan dalam mengembangkan obat-obatan farmasi menggunakan endomorfin, dan semua penelitian medis yang menggunakan zat ini bersifat eksperimental dan pendahuluan. Kesulitannya termasuk bahwa endomorfin dapat menyebabkan kecanduan dan masalah pernapasan yang serius. Lebih lanjut, endomorphin-1 terdegradasi dengan cepat dalam aliran darah, menurunkan efektivitasnya sebagai perawatan medis.