Korteks sensorik adalah bagian dari kelompok kolektif divisi di otak yang disebut korteks somatosensori. Masing-masing divisi ini bertanggung jawab atas fungsi-fungsi tertentu, seperti fungsi penglihatan atau pendengaran, sensorik atau penciuman. Korteks sensorik memiliki tanggung jawab untuk merasakan dan menerima informasi yang diterimanya dari berbagai divisi.
Neuron, atau sel saraf, memberikan informasi ke korteks sensorik tentang rangsangan yang diterima tubuh. Sel saraf dapat menyampaikan informasi ini dari bagian tubuh mana pun, seperti kulit, otot, persendian, dan tendon. Setelah korteks sensorik menerima informasi, divisi tersebut akan menginterpretasikan informasi tersebut, dan kemudian terbentuklah persepsi.
Komunikasi antar divisi terus berlangsung dan diperlukan korteks sensorik untuk merumuskan persepsi yang solid. Misalnya, bagian penglihatan dari korteks somatosensori menerima informasi setelah seseorang melihat sebuah karya seni. Bagian penglihatan bertukar informasi ini dengan bagian sensorik, yang menyebabkan orang tersebut membentuk opini tentang karya seni tersebut.
Menafsirkan persepsi tekanan dan membedakan berbagai jenis sentuhan atau tekstur juga merupakan peran korteks sensorik. Hal ini memungkinkan orang tersebut untuk membedakan antara memegang tangan anak dan menggenggam sekop atau garu. Kerusakan pada bagian sensorik dapat mengakibatkan tidak dapat membedakan perbedaan antara sapuan ringan orang asing yang lewat dan rasa angin kencang yang menerpa kulit.
Persepsi suara adalah peran lain dari korteks sensorik. Seseorang dapat membedakan antara suara anggota keluarga dan suara lonceng gereja. Kerusakan pada korteks pendengaran sensorik dapat menyebabkan hambatan bicara atau kesulitan memahami bahasa.
Menerima informasi dari aroma dan bau adalah peran utama dari divisi penciuman. Informasi tersebut kemudian dikomunikasikan ke korteks sensorik, di mana otak menafsirkan bau sebagai menyenangkan atau menyenangkan. Gangguan saraf penciuman dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk mendeteksi aroma makanan yang menyenangkan, yang dapat menyebabkan masalah makan ringan hingga berat.
Kerusakan pada area tubuh selain bagian otak juga dapat menyebabkan gangguan sensorik. Sel saraf yang rusak dapat menyebabkan gangguan persepsi sensorik. Misalnya, tulang dan saraf di telinga mentransfer pesan ke otak, dan gangguan pada struktur telinga dapat menyebabkan perubahan persepsi suara.