Dalam hukum, bukti langsung adalah yang membuktikan atau menyangkal tidak bersalah tanpa memerlukan kesimpulan dari pihak hakim atau juri. Ada beberapa jenis bukti langsung, termasuk kesaksian saksi, rekaman audio atau video, dan dokumentasi. Beberapa bentuk bukti, seperti sampel DNA, dapat dianggap sebagai bukti langsung hanya dalam kasus tertentu.
Kesaksian saksi mata adalah salah satu jenis bukti langsung yang paling umum. Jika seorang saksi melihat atau mendengar suatu tindak pidana, ia dapat menceritakan peristiwa itu dengan sebaik-baiknya. Pada umumnya, pengadilan menganggap bahwa saksi adalah pihak yang objektif yang dapat diandalkan untuk menceritakan peristiwa yang terjadi, tanpa mengharuskan pengadilan untuk membuat kesimpulan tentang apa yang terjadi. Kesaksian visual dari seorang saksi, seperti menyaksikan terdakwa menembak korban, biasanya dianggap sebagai bentuk bukti langsung yang paling dapat diandalkan. Jika seorang saksi hanya mendengar suara tembakan, dia tidak dapat secara langsung bersaksi siapa yang menembakkan senjata, dan karena itu dapat memberikan bukti tidak langsung, bukan langsung.
Meskipun kesaksian saksi adalah salah satu jenis bukti langsung yang paling sering digunakan, itu tidak selalu dapat diandalkan sepenuhnya. Saksi mungkin memiliki bias yang dapat mempengaruhi kesaksian mereka, atau mungkin mengalami kesulitan mengingat urutan kejadian yang tepat karena stres atau syok. Hakim dan juri harus menentukan keandalan dan objektivitas saksi ketika mempertimbangkan bagaimana menimbang bukti langsung dari seorang saksi mata.
Bentuk bukti langsung yang lebih andal termasuk rekaman audio dan video. Karena tape recorder atau kamera video tidak dapat memiliki bias, objektivitas jenis bukti ini biasanya tidak perlu dipertanyakan lagi. Kaset pengintai, rekaman penyadapan, dan bahkan rekaman telepon seluler semuanya dapat berfungsi sebagai bentuk langsung dari bukti objektif yang menetapkan apa yang sebenarnya terjadi selama kejahatan. Namun, dalam beberapa kasus, rekaman mungkin tidak dapat diterima sebagai bukti jika diperoleh secara ilegal; misalnya, di California, terkadang ilegal untuk merekam seseorang tanpa sepengetahuannya. Untuk memastikan bahwa rekaman dapat digunakan, pengacara dan pejabat hukum harus berhati-hati untuk mengikuti semua hukum pengumpulan bukti yang berlaku.
Dokumentasi yang digunakan sebagai bukti langsung mungkin termasuk email, surat, atau entri buku harian. Ini umumnya hanya dianggap langsung jika mengandung kejahatan yang sebenarnya, seperti email yang berisi ancaman pembunuhan. Jika pelaku mengakui kejahatannya melalui korespondensi tertulis, atau saksi merinci laporan kejahatan secara tertulis, itu juga dapat dianggap sebagai bentuk bukti faktual.
Dalam kasus ayah, bukti DNA dapat berfungsi sebagai bukti langsung dan faktual. DNA secara luas dianggap sebagai metode yang dapat diandalkan untuk menetapkan ayah, dan dengan demikian tidak hanya menyimpulkan bahwa seorang anak memiliki hubungan darah dengan ayah atau ibu, tetapi berfungsi sebagai bukti objektif dari fakta tersebut. Namun, dalam banyak kasus kriminal, bukti DNA seperti sidik jari atau kecocokan darah, dianggap tidak langsung. Meskipun dapat membuktikan bahwa seseorang hadir di TKP, namun tidak secara objektif menunjukkan apakah orang tersebut melakukan kejahatan atau tidak.