“Cutis” adalah kata yang berasal dari bahasa Latin, dan arti aslinya adalah “kulit”. Saat ini, istilah tersebut digunakan dalam bidang anatomi dan fisiologi untuk merujuk pada dua lapisan kulit terluar, yaitu epidermis dan dermis. Bersama-sama, kedua lapisan ini memiliki banyak fungsi bagi tubuh manusia, termasuk perlindungan terhadap unsur-unsur, pengaturan panas, ketahanan air, dan kontrol penguapan. Kutis mengandung melanin, yang memberi tubuh kita perlindungan tambahan terhadap sinar matahari dan menyumbang warna kulit. Subkutis, atau jaringan subkutan, terletak di bawah kutis.
Salah satu fungsi utama dari kutis adalah untuk bertindak sebagai penghalang tubuh terhadap lingkungan luar. Ini diperlukan untuk melindungi tubuh dari mikroorganisme, infeksi bakteri, dan kerusakan fisik. Epidermis bertindak sebagai pembungkus pelindung yang tahan air, dan dermis bertindak sebagai bantalan, melindungi tubuh dari stres dan ketegangan.
Termoregulasi adalah fungsi penting lain yang dilakukan oleh kutis. Istilah “termoregulasi” mengacu pada kontrol dan penyesuaian suhu tubuh. Untuk melakukan ini, tubuh harus dapat merasakan dan merespons suhu lingkungannya. Kutis menampung reseptor saraf yang memungkinkan persepsi suhu di luar tubuh. Ini juga menampung kelenjar keringat dan folikel rambut yang merespons perubahan suhu luar, memungkinkan kulit untuk mengatur jumlah panas atau dingin yang menembus ke dalam tubuh.
Namun fungsi lain dari kutis adalah untuk mengontrol penguapan dari tubuh. Kulit bertindak sebagai penghalang semi-kedap air antara tubuh dan lingkungannya untuk mengurangi kehilangan cairan dan mengontrol penyerapan cairan. Ketika kelembapan tambahan diperlukan, kulit menyesuaikan untuk mengurangi jumlah cairan yang hilang melalui kulit dan memungkinkan peningkatan jumlah cairan untuk menembus. Ini adalah sesuatu yang dimanfaatkan seseorang ketika dia mengoleskan pelembab kulit.
Kutis juga mengandung melanin. Melanin melindungi tubuh dari kerusakan akibat sinar matahari dengan mengubah sinar matahari yang paling merusak menjadi panas. Ketika kulit terkena lebih banyak sinar matahari, tubuh memproduksi lebih banyak melanin. Penggelapan kulit, atau penyamakan, merupakan indikasi bahwa tubuh sedang melawan kerusakan DNA akibat sinar matahari dalam upaya mengurangi kemungkinan berkembangnya kanker kulit.