Apa itu Orbicularis Oris?

Orbicularis oris adalah otot yang terletak di sekitar mulut dan bertanggung jawab untuk beberapa gerakan mulut, terutama kemampuan untuk mengerut bibir saat mulut tertutup. Ini adalah salah satu dari beberapa otot sfingter yang terletak di tubuh manusia.

Otot sfingter umumnya berbentuk seperti lingkaran. Ia bekerja dengan menutup bagian pembukaan atau badan. Tubuh manusia mengandung banyak otot sfingter, banyak di antaranya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Orbicularis oris adalah otot sfingter yang lebih rumit daripada beberapa otot lain yang ditemukan di tubuh. Meskipun terdiri dari banyak serat otot, serat berjalan ke berbagai arah. Otot ini dibuat sebagian dari serat-serat bibir. Bagian lain dari otot terdiri dari serat dari otot-otot wajah lain yang pada gilirannya memasukkan diri ke dalam bibir.

Sebagian besar gerakan bibir dikendalikan, setidaknya sebagian, oleh orbicularis oris. Selain untuk mengerucutkan atau mengerut bibir, otot ini juga digunakan untuk menutup atau mengompresnya. Kadang-kadang, bayi lahir baik tanpa otot ini atau hanya dengan sebagian saja. Hal ini dapat menyebabkan sisi wajah yang terkena agak terkulai.

Serabut otot orbicularis oris memanjang ke atas dari mulut ke septum. Septum adalah bagian hidung yang bertanggung jawab untuk memisahkan lubang hidung. Otot ini juga memanjang ke bawah ke area antara bibir bawah dan dagu. Arteri wajah menyediakan suplai darah ke orbicularis oris. Saraf wajah, juga dikenal sebagai salah satu saraf kranial, bertanggung jawab atas suplai saraf ke otot ini.

Musisi, khususnya pemain terompet dan sejenisnya, menggunakan orbicularis oris secara ekstensif saat berlatih dan tampil. Penggunaan konstan otot ini membuatnya rentan terhadap cedera. Pecahnya otot ini adalah masalah umum pada musisi ini dan dapat memiliki efek yang menghancurkan.

Ketika orbicularis oris pecah, kelemahan otot yang luar biasa dapat terjadi. Musisi kemudian mengalami kesulitan mengendalikan nada dan menderita kehilangan daya tahan yang melemahkan. Kondisi ini, yang sering disebut dengan Satchmo’s Syndrome, berpotensi merusak karier musisi. Untungnya, sekarang tersedia prosedur pembedahan yang memungkinkan pasien untuk sembuh dan melanjutkan bermain musik.