Hormon, laktogen plasenta manusia, adalah yang dibuat oleh plasenta selama kehamilan, dan juga sering disebut sebagai HPL, atau somatomammotropin korionik manusia. Peran utamanya tampaknya mengubah lemak dari makanan ibu menjadi energi untuk bayi yang belum lahir. Ini dapat menyebabkan resistensi insulin pada ibu, meningkatkan kadar gula darah sambil memastikan bahwa bayi yang belum lahir mendapat nutrisi yang cukup. Padahal, jenis hormon ini memungkinkan bayi mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan meski ibu kekurangan gizi.
Laktogen plasenta manusia memiliki beberapa kesamaan dengan hormon pertumbuhan manusia karena mendorong pertumbuhan dengan membantu pembentukan jaringan protein, tetapi umumnya jauh lebih lemah daripada hormon pertumbuhan. Meskipun sering bertindak serupa dengan prolaktin, yang merangsang laktasi, tidak diketahui apakah laktogen plasenta berperan dalam menyusui. Namun diketahui bahwa fungsi utamanya adalah untuk memecah lemak yang dimakan ibu sehingga bayi yang belum lahir selalu memiliki nutrisi yang tersedia. Proses ini sangat penting untuk pertumbuhan yang tepat, itulah sebabnya tingkat hormon ini seharusnya meningkat saat kehamilan berlanjut, mencapai puncaknya menjelang akhir trimester ketiga.
Kesehatan kehamilan dapat ditentukan dengan mengukur jumlah laktogen plasenta yang ada, karena dokter perlu memastikan bahwa itu meningkat secara bertahap sehingga bayi yang belum lahir dapat tumbuh. Ini sering diketahui dengan tes darah sederhana, di mana darah diambil dari vena di tangan atau siku. Kebanyakan wanita tidak perlu mempersiapkan tes ini, meskipun mereka harus menyadari bahwa mereka mungkin akan merasakan tusukan jarum kecil dan sedikit sakit di tempat pengambilan darah. Perlu dicatat bahwa tes ini tidak dianggap umum, dan mereka yang tidak nyaman dengannya dapat berbicara dengan dokter mereka tentang metode lain untuk memastikan pertumbuhan yang tepat.
Tingkat laktogen plasenta meningkat perlahan pada kehamilan normal, tetapi ada beberapa alasan yang sah untuk tingkat yang lebih tinggi dari rata-rata. Misalnya, wanita yang hamil dengan banyak bayi sering kali memiliki tingkat HPL yang lebih tinggi. Tentu saja, kadar yang tinggi juga dapat mengindikasikan masalah medis, seperti diabetes, ketidakcocokan Rh, kehamilan mola, atau tumor pada plasenta. Wanita hamil dengan tingkat HPL yang rendah mungkin mengalami jenis kanker rahim, toksemia, plasenta yang tidak mencukupi, atau kehamilan mola yang menggugurkan kandungan itu sendiri. Sementara pengujian untuk laktogen plasenta dapat memberi tahu dokter bagaimana perkembangan kehamilan, tes darah HCG dan ultrasound biasanya merupakan metode yang lebih umum untuk membuat penentuan ini.