Hormon adalah bagian penting dari proses reproduksi, dan reseptor hormon membantu memfasilitasi tindakan bahan kimia ini. Reseptor hormon luteinizing secara khusus berfungsi sebagai titik pengikatan seluler untuk hormon luteinizing (lh). Reseptor mengubah sinyal yang diberikan oleh hormon menjadi tindakan di dalam sel. Struktur ini ditemukan di organ reproduksi pria dan wanita seperti testis dan ovarium. Setelah diaktifkan, mereka merangsang organ-organ ini untuk menghasilkan steroid yang membantu dalam reproduksi.
Secara struktural, asam amino terdiri dari sebagian besar reseptor hormon luteinizing, dengan jumlah total amino sekitar 675 untuk setiap reseptor. Dengan demikian, reseptor diisi dengan molekul kecil yang mengandung zat berikut: oksigen, hidrogen, karbon, dan nitrogen. Pada tingkat struktural yang lebih besar, reseptor terutama terdiri dari cairan, protein, dan tujuh membran — atau penghalang tipis — area tempat hormon mengikat. Sebuah gen pada kromosom 2 manusia kemungkinan bertanggung jawab atas penciptaan reseptor hormon luteinizing.
Struktur ini adalah bagian dari kelompok reseptor yang lebih besar yang dikenal sebagai reseptor berpasangan G-protein. Reseptor tersebut ditemukan dalam organisme multi-sel dan bertanggung jawab untuk melakukan sinyal dari sumber luar ke dalam sel. Sinyal kemudian mengaktifkan berbagai respons di dalam sel. Karena komunikasi ini terjadi melintasi lapisan membran tipis reseptor, kelompok ini juga disebut reseptor transmembran.
Setelah hormon telah mengamankan dirinya ke reseptor melalui membran, ia mengirimkan sinyal di dalam reseptor. Sinyal ini kemudian mengaktifkan protein reseptor bagian dalam, yang dikenal sebagai protein G. Zat pembawa pesan yang disebut cyclic adenosine monophosphate (cAMP) membantu menghantarkan sinyal. Ini memulai proses transformasi protein yang memungkinkan asam deoksiribonukleat (DNA) terhubung ke protein. Setelah langkah ini terjadi, sel diaktifkan dan fungsi hormon mulai terjadi.
Reseptor hormon luteinizing membantu dalam banyak proses, tergantung pada lokasinya. Pada testis pria, ini membantu memfasilitasi produksi sperma dan testosteron. Untuk wanita, struktur ini bermanfaat dalam ovulasi dan kehamilan. Setiap kelainan pada reseptor ini, oleh karena itu, dapat menyebabkan masalah kesuburan.
Jenis reseptor ini terutama berinteraksi dengan hormon luteinizing. Bahan kimia ini muncul dari kelenjar hipofisis anterior yang ditemukan di dekat otak. Ini adalah hormon yang bertanggung jawab untuk merangsang organ reproduksi tersebut untuk beraksi. Oleh karena itu, ketika hormon mengikat reseptor hormon luteinizing, hasil akhirnya adalah produksi steroid seks seperti testosteron. Bahan kimia tersebut dikenal sebagai gonadotropin karena merangsang organ reproduksi.