Histamin adalah jenis protein yang disimpan dalam tubuh yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan menghilangkan alergen dan benda asing lainnya. Biasanya, efek histamin bekerja dalam tiga cara. Pertama, histamin mempengaruhi laju peradangan dalam tubuh, baik melalui peningkatan permeabilitas pembuluh darah di sekitarnya, maupun melalui pelepasan sel sitokin. Histamin juga sering mempengaruhi jumlah dan jenis produksi lendir dalam tubuh. Selain itu, penelitian juga menemukan bahwa histamin mempengaruhi otot polos dalam tubuh, yang merupakan salah satu kontributor utama serangan asma; pengencangan otot polos saluran napas dan penurunan aliran udara ke paru-paru bisa sangat serius, dan bahkan mungkin mengancam nyawa.
Salah satu efek histamin yang paling umum pada tubuh adalah peradangan. Ketika histamin dilepaskan di bagian tubuh tertentu, mereka menghasilkan peningkatan permeabilitas di pembuluh darah di sekitarnya. Hal ini menyebabkan peningkatan aliran darah dan sel-sel kekebalan, yang menyebabkan pembengkakan. Selain itu, paparan histamin memicu pelepasan sel sitokin, yang berjalan ke leukosit di sekitarnya dan memicu peningkatan pembengkakan dan peradangan di bagian tubuh yang terkena.
Efek histamin umum lainnya termasuk peningkatan produksi lendir. Di dalam tubuh, ada dua jenis reseptor histamin yang terpisah, umumnya dikenal sebagai reseptor H1 dan H2. Selama aktivasi reseptor H1, terjadi peningkatan produksi mukus sebagai upaya untuk menjebak alergen yang menyebabkan pelepasan histamin. Sebaliknya, selama aktivasi H2, terjadi peningkatan kekentalan mukus yang diproduksi tubuh. Tubuh berusaha mempermudah benda asing dan alergen terperangkap dalam lendir dan dikeluarkan.
Histamin juga dapat berdampak serius pada kemampuan otot polos dalam tubuh untuk berfungsi secara normal. Penelitian telah menemukan bahwa efek histamin pada otot-otot ini terkait erat dengan serangan asma. Dalam kebanyakan kasus, ketika alergen memasuki tubuh dan pelepasan histamin berikutnya terjadi, otot polos di sekitarnya berkontraksi dalam upaya untuk memungkinkan histamin berfungsi dengan baik dan membantu ekskresi partikel asing dari tubuh. Ketika benda asing memasuki jalan napas dan efek histamin mulai terjadi, otot polos di sekitarnya berkontraksi. Ini membatasi aliran udara ke paru-paru, dan dapat menyebabkan serangan asma.