Memperbaiki ligamen yang robek telah menimbulkan tantangan yang signifikan bagi dokter di masa lalu. Perbaikan sebelumnya, termasuk mencangkok jaringan, atau menempatkan prostesis buatan untuk menggantikan ligamen, relatif tidak berhasil. Seringkali pasien harus menjalani beberapa operasi untuk mempertahankan perbaikan, atau harus mengganti prostesis.
Beberapa ligamen yang sobek yang paling sulit diperbaiki adalah di sekitar lutut. Ligamen yang robek di lutut dapat mengganggu berjalan secara serius dan mungkin juga, mengakhiri karier yang sukses bagi atlet profesional. Penggantian lutut sering kali merupakan metode perbaikan yang disukai, dan meskipun teknologinya telah meningkat, itu tetap tidak memberikan manfaat dari jaringan ligamen yang sehat di sekitar lutut.
Jenis perbaikan umum lainnya untuk ligamen yang robek menggunakan cangkok dari tubuh pasien atau mayat, yang disebut alograf, yang kemudian dihubungkan ke tempat robekan. Dalam beberapa kasus, robekan kecil mungkin tidak ditangani dengan pembedahan. Apa yang biasa kita sebut keseleo dan tegang biasanya merupakan akibat dari ligamen atau tendon yang meregang atau robek.
Seringkali, robekan kecil diatasi dengan mengistirahatkan ligamen yang robek, menggunakan kantong es untuk mengurangi pembengkakan, dan mengangkat area di mana terdapat ligamen yang robek. Jika istirahat, elevasi dan icing tidak menghasilkan penyembuhan total, maka pembedahan dapat dipertimbangkan untuk memperbaiki robekan yang signifikan.
Studi terbaru tentang teknologi sel punca merupakan alternatif yang menjanjikan. Sel induk tertentu, yang disebut tenosit, ketika disuntikkan di dekat sumber cedera, sebenarnya dapat mulai membangun kembali jaringan yang membentuk tendon dan ligamen. Studi pada populasi tikus menunjukkan bahwa sel yang disuntikkan tersebut akan bermigrasi ke area ligamen yang robek dan mulai bekerja secara aktif untuk membangun kembali area tersebut.
Studi tentang teknologi baru ini, yang diterbitkan pada tahun 2006, menyarankan cara yang benar-benar non-invasif untuk memperbaiki ligamen yang robek yang memiliki peluang jauh lebih besar untuk pemulihan fungsi total pada area yang terkena. Selain itu, injeksi sel punca memiliki risiko yang lebih kecil bagi tubuh dibandingkan dengan operasi tradisional. Injeksi sel punca tidak memerlukan anestesi dan pada akhirnya dapat menggantikan teknik bedah untuk perbaikan.
Meskipun penelitian ini menjanjikan, teknologi sel punca masih dalam tahap awal, dan mungkin perlu beberapa waktu sebelum sel punca digunakan secara rutin untuk memperbaiki ligamen yang robek. Pada tahun 2006, para ilmuwan mungkin juga telah menemukan cara untuk mengatasi beberapa masalah etika seputar produksi sel induk dengan dapat mengekstraksi satu sel dari embrio tanpa merusak embrio. Menemukan cara baru untuk memanen sel punca dapat menghilangkan masalah tentang etika sel punca, dan dapat menunjukkan cara untuk menyembuhkan ligamen yang sobek, serta banyak penyakit dan kondisi lainnya.