Bukankah kamu hanya membenci orang narsis yang selalu membual tentang betapa hebatnya dia? Nah, sebuah studi tahun 2018 yang dilakukan oleh para peneliti di Harvard dan University of North Carolina di Chapel Hill menemukan bahwa kita lebih membenci “merendahkan diri”. Pembual adalah orang-orang yang tidak tulus yang menutupi keluhan palsu, atau kerendahan hati palsu, seperti “Saya merasa sulit untuk beristirahat dari meja saya karena saya pekerja keras.” Para peneliti menemukan bahwa kerendahan hati adalah hal yang lazim di masyarakat, dan alih-alih promosi diri, itu sebenarnya mencapai hasil yang berlawanan. Orang cenderung berpikir lebih baik tentang kesombongan yang jujur daripada kerendahan hati palsu yang diasosiasikan dengan kesombongan yang rendah hati.
Membual benar dan salah:
Para peneliti menemukan bahwa kerendahan hati yang paling umum adalah tentang menjadi perfeksionis, bekerja terlalu keras, terlalu baik dan suka membantu, atau terlalu adil dan jujur.
Anda akan menemukan kerendahan hati di seluruh media sosial. Misalnya, mantan juru bicara Gedung Putih Ari Fleischer mentweet: “Mereka baru saja mengumumkan penerbangan saya di LaGuardia adalah nomor 15 untuk lepas landas. Aku rindu Air Force One!!”
Atau dengarkan aktor dan komedian Inggris Stephen Fry, yang memposting: “Ya ampun. Tidak tahu apa yang harus dilakukan di bandara. Kerumunan besar, tapi saya akan ketinggalan pesawat saya jika saya berhenti dan melakukan foto … oh sayang tidak ingin mengecewakan.