Apakah Kota New York Masih Melting Pot Budaya?

“The New Colossus,” soneta yang ditulis oleh penyair Amerika Emma Lazarus pada tahun 1883, telah lama dikaitkan dengan Patung Liberty di Pelabuhan New York. Puisi itu tertulis di sebuah plakat perunggu yang terletak di dasar patung kolosal, yang telah menyambut “massa berkerumun yang rindu untuk bernapas bebas” ke New York City dan Amerika selama lebih dari 130 tahun. Kota New York tetap menjadi kota imigran. Menurut data Survei Komunitas Amerika yang dikumpulkan antara tahun 2007 dan 2011, lebih dari 37 persen penduduk Kota New York telah pindah ke Big Apple dari negara lain. Faktanya, jumlah penduduk New York yang lahir di luar negeri (lebih dari 3 juta orang) melampaui seluruh populasi Chicago, kota terbesar ketiga di Amerika.

Panci peleburan Kota New York:

Menurut data 2011, dua negara asal teratas adalah Republik Dominika, dengan sekitar 380,000 penduduk yang tinggal di kota, diikuti oleh Cina, dengan sekitar 350,000 penduduk.
Konsentrasi terbesar warga New York yang lahir di luar negeri adalah di lingkungan Manhattan di Washington Heights, yang merupakan rumah bagi 80,200 imigran.
Antara tahun 2000 dan 2011, daerah pertumbuhan terbesar untuk populasi imigran adalah Staten Island, dengan peningkatan 36 persen, dan Bronx, yang mengalami peningkatan 22 persen.