Kecepatan cahaya adalah konstan, selalu bergerak dengan kecepatan 186,000 mil (300,000 km) per detik. Kecepatan suara, di sisi lain, jauh lebih berubah-ubah. Misalnya, gelombang suara bergerak dengan kecepatan 761.2 mil per jam (1,225 km/jam) di permukaan laut ketika suhu udara 59 derajat F (15 derajat C). Namun, memanaskan udara dan mereka bergerak lebih cepat; mendinginkan udara, dan mereka melambat. Itulah mengapa memecahkan penghalang suara yang tinggi di langit relatif mudah: Suhu lebih dingin, jadi kecepatan yang lebih rendah akan berhasil. Menariknya, suara bergerak sangat cepat di bawah air, di mana molekul-molekulnya jauh lebih padat daripada di udara. Kepadatan mereka berarti bahwa mereka bertabrakan satu sama lain lebih cepat, begitulah cara suara merambat. Suara merambat melalui air dengan kecepatan sekitar 4,856 kaki per detik (1,480 meter/detik) — lebih dari empat kali lebih cepat daripada kecepatannya di udara. Tetapi karena molekul-molekulnya lebih padat di dalam air, suara membutuhkan lebih banyak energi (yaitu kenyaringan) — untuk dapat bergerak. Itu sebabnya suara samar tidak bisa terdengar di bawah air seperti di atasnya.
Kedengarannya menarik:
Suara tidak ada di luar angkasa karena tidak ada molekul yang dilaluinya.
Suara terbesar yang pernah tercatat adalah letusan gunung Krakatau pada tahun 1883. Ledakan itu dapat terdengar sejauh 3,000 mil (4,828 km).
Bunyi cambuk adalah suara ujung yang memecahkan penghalang suara.