Biasanya sebutan guru seni berarti guru seni rupa. Seorang guru seni dapat bekerja di sekolah, perguruan tinggi, atau universitas; dikaitkan dengan studio atau museum; atau memberikan les privat. Di salah satu posisi ini, seorang instruktur seni akan — seiring waktu — cenderung membahas enam bidang dasar. Yaitu: cara membuat seni rupa dengan menggunakan berbagai media; struktur dan fungsi yang terlibat dalam seni dari genre dan tujuan yang berbeda; pilihan dan evaluasi isi seni; hubungan seni visual dengan peristiwa dan budaya bersejarah; bagaimana menilai karya seni; dan keterkaitan seni rupa dengan disiplin ilmu lainnya. Dalam banyak kasus, area ini tidak akan diajarkan sebagai unit terpisah yang berbeda; bukan instruksi akan bercampur dan tumpang tindih.
Saat mengajar bidang pertama, guru seni membantu siswa untuk memahami teknik dan proses yang terlibat dalam penggunaan berbagai media, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk benar-benar mengalami penggunaan media ini. Media dapat mencakup apa saja mulai dari cat, tanah liat, pastel, logam, kayu, hingga pewarna. Teknik dan prosesnya mungkin termasuk, misalnya, sapuan kuas, berbagai pendekatan menggunakan roda tembikar, corengan, pengelasan, ukiran, dan membatik.
Saat mengajar bidang kedua, guru seni membantu siswa memperoleh pengetahuan tentang struktur dan fungsi. Ini berarti bahwa ia membantu siswa memahami arti fungsi artistik dan praktis, serta prinsip-prinsip organisasi yang mendasari seni, termasuk pengulangan, kontras, penekanan, keseimbangan, dan kesatuan. Siswa menjadi sadar akan perspektif yang berbeda tentang peran elemen-elemen ini dalam karya seni, mampu mengevaluasi efektivitas pendekatan yang berbeda, dan mampu membuat pilihan yang efektif tentang struktur dan fungsi dalam menciptakan karya mereka sendiri.
Berkenaan dengan area ketiga, instruktur seni berfokus pada konten seni, termasuk materi pelajaran, penggunaan simbol, dan penggabungan ide ke dalam karya seni. Siswa belajar untuk mempertimbangkan dan memilih isi karya seni yang mereka buat. Mereka juga mengidentifikasi asal-usul, tujuan, dan keefektifan subjek, simbol, dan ide dalam seni orang lain.
Keempat, guru seni membantu menempatkan karya seni dalam konteks sejarah dan budaya. Mahasiswa mampu menganalisis karya seni ditinjau dari asal usul sejarah dan budayanya. Mereka juga mampu mengidentifikasi unsur-unsur umum dalam karya seni dari beragam asal.
Kelima, instruktur seni membantu siswa memperoleh seperangkat standar yang digunakan untuk mengevaluasi karya seni mereka sendiri dan karya orang lain. Siswa mengeksplorasi konsep niat, makna, dan efektivitas. Mereka menjadi mampu menafsirkan karya seni dalam istilah-istilah ini dan memahami tanggapan mereka sendiri terhadap seni dalam hal teknik dan isi seni.
Terakhir, guru seni menarik hubungan antara seni rupa dan seni lainnya, serta disiplin ilmu lainnya. Siswa menjadi mampu melihat prinsip-prinsip yang mendasari berbagai disiplin ilmu. Mereka belajar melihat karya seni dari segi ide dari disiplin ilmu lain, seperti humaniora atau sains.