Apa Peran Stres dalam Perilaku Organisasi?

Peran stres dalam perilaku organisasi mengacu pada cara di mana stres dapat mempengaruhi perilaku individu dalam suatu organisasi. Stres dalam organisasi digambarkan sebagai stres kerja dan dapat bermanifestasi dalam beberapa cara, yang semuanya dapat berdampak pada perilaku organisasi secara keseluruhan. Menyadari bahwa stres kerja tidak hanya disebabkan oleh stresor dari pekerjaan, tetapi juga termasuk stresor luar yang mungkin dibawa oleh individu ke dalam lingkungan kerja, sangat membantu dalam memahami peran stres dalam perilaku organisasi serta kemungkinan solusinya.

Kunci untuk memahami hubungan antara stres dalam perilaku organisasi dan individu adalah pemahaman bahwa beberapa tingkat stres di tempat kerja normal tidak dapat dihindari dan tidak selalu merupakan faktor negatif. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa berbagai tingkat stres ringan di tempat kerja memang dapat membantu seseorang untuk tampil lebih baik. Dengan cara ini, hubungan antara stres dan perilaku organisasi adalah fakta bahwa stres ringan dapat membantu menjaga karyawan agar tidak terlalu berpuas diri dan mendorong karyawan tersebut untuk lebih waspada. Hal ini akan mempengaruhi efektivitas dan produktivitas karyawan, yang pada gilirannya mempengaruhi bottom line perusahaan secara positif.

Ketika stres di tempat kerja menjadi berlebihan, atau meningkat ke tingkat yang akan berdampak negatif pada kesehatan dan perilaku karyawan, maka stres tersebut mungkin tidak bermanfaat bagi organisasi dan dapat berdampak negatif pada keseimbangan perilaku organisasi. . Salah satu cara di mana stres di tempat kerja dapat berdampak negatif terhadap perilaku organisasi adalah ketika hal itu mempengaruhi hubungan antara individu yang stres dan anggota organisasi lainnya. Misalnya, seseorang yang sedang stres mungkin menjadi murung dan mudah tersinggung, cenderung menyerang sesama karyawan karena efek stres. Jika hal ini terjadi, hal itu dapat menimbulkan ketegangan yang tidak perlu dan mengganggu hubungan antara karyawan, akibatnya mempengaruhi produktivitas mereka.

Ketika tekanan dari suatu pekerjaan melebihi kemampuan karyawan, mereka mungkin tidak dapat bekerja secara optimal. Individu dalam organisasi harus dianalisis dan diberi tugas yang terkait dengan sumber daya manusianya. Jika karyawan diberi pekerjaan yang jauh melebihi apa yang mampu mereka lakukan, mereka mungkin tertekuk di bawah tekanan dari tekanan mental dan fisik yang menghancurkan, yang akan tercermin dalam hubungan sosial mereka di dalam organisasi. Kadang-kadang stres mungkin datang sebagai akibat dari kegagalan manajemen untuk mengikuti beberapa praktik ergonomis, yang akan mengurangi stres karyawan. Hal ini sering menimbulkan perasaan dendam di antara pekerja dan juga menunjukkan peran stres dalam perilaku organisasi.