Ekonomi makro terkait dengan bisnis karena bisnis dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membentuk ekonomi makro. Makroekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian negara secara keseluruhan. Faktor-faktor tersebut termasuk bidang-bidang seperti tingkat pengangguran, inflasi, siklus bisnis dan Produk Domestik Bruto (PDB). Pengusaha dan orang lain yang terkait dengan bisnis harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut sebagai bagian dari analisis pasar mereka.
Peran ekonomi makro dalam bisnis dapat dilihat dari bagaimana kondisi ekonomi mempengaruhi bisnis individu. Misalnya, selama resesi, perilaku pelanggan dan konsumen barang dan jasa berubah untuk mencerminkan perubahan ekonomi. Perubahan tersebut dapat dilihat dalam cara permintaan barang dan jasa turun dan cara pengurangan tersebut mempengaruhi neraca berbagai bisnis.
Contoh peran ekonomi makro dalam bisnis adalah cara pengurangan atau peningkatan permintaan produk mempengaruhi keputusan perusahaan untuk memperluas atau menurunkan tingkat produksi mereka. Misalnya, ledakan ekonomi dapat menyebabkan permintaan barang. Kemudian perusahaan akan meningkatkan produksi, mempekerjakan lebih banyak karyawan dan bahkan memperluas bisnis mereka, semua dengan tujuan untuk memenuhi peningkatan permintaan.
Pengaruh ekonomi mikro dalam bisnis dapat dilihat dalam cara bisnis merencanakan strategi penjualan dan pemasaran mereka berdasarkan pengaruh faktor ekonomi makro seperti inflasi, booming bisnis, dan resesi. Ketika ada resesi dan permintaan barang rendah, bisnis biasanya mengubah strategi pemasaran mereka untuk mencerminkan permintaan rendah yang tak terhindarkan untuk produk dan layanan. Strategi pemasaran semacam itu mungkin lebih didasarkan pada aspek-aspek seperti penurunan harga dan alternatif yang lebih murah yang akan lebih menarik bagi pelanggan yang mencoba menghemat keuangan selama periode tersebut.
Salah satu dampak penting ekonomi makro dalam bisnis adalah pengaruh kebijakan pemerintah terhadap bisnis. Kebijakan pemerintah tersebut dapat mencakup aspek-aspek seperti pengenaan pajak yang berat, peraturan dan regulasi yang ketat, pengurangan pajak, dan aspek-aspek lain seperti pengenaan kuota impor. Misalnya, perusahaan rokok mungkin mengetahui bahwa peraturan pemerintah tentang perusahaan rokok sangat ketat. Peraturan tersebut dapat mencakup persyaratan yang tepat untuk pelabelan, pengemasan dan pembayaran pajak yang besar dan kuat. Perusahaan harus mengevaluasi efek makroekonomi ini dalam bisnis untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap keberhasilan bisnis mereka.