Di Amerika Serikat, pita kuning digunakan sebagai simbol solidaritas dengan seseorang yang jauh dari rumah, dan ungkapan harapan bahwa dia akan kembali dengan selamat dan segera. Banyak penyebab yang tidak terkait telah mengadopsi pita sebagai simbol, agak mengaburkan simbolisme pita kuning, tetapi setelah pengerahan pasukan Amerika ke Timur Tengah pada tahun 2001, kebanyakan orang Amerika datang untuk mengasosiasikan pita secara khusus dengan anggota tugas aktif militer, dan mendukung pasukan Amerika.
Sejarah pita itu kuno. Beberapa cerita rakyat dan lagu dari Inggris mendokumentasikan pemakaian pita kuning oleh wanita muda yang menunggu kekasih mereka pulang, dan asosiasi pita ini dengan menunggu orang yang dicintai tampaknya telah dibawa ke Amerika Utara dengan penjajah. Beberapa lagu rakyat Perang Saudara merujuk pada tradisi tersebut, dan sebuah lagu marching populer dari Perang Dunia Pertama, “She Wore a Yellow Ribbon,” termasuk pita sebagai simbol utama dari kekasih yang menunggu di rumah.
Pada 1970-an, lagu populer “Tie a Yellow Ribbon” dirilis, dan banyak cerita rakyat muncul di sekitar lagu tersebut. Menurut legenda, lagu itu terinspirasi oleh seorang tahanan yang menulis surat kepada istrinya sesaat sebelum pembebasannya, mengungkapkan keinginan untuk bersatu kembali dan mengatakan bahwa jika dia ingin melihatnya lagi, dia harus mengikatkan pita kuning ke pohon yang menonjol di sepanjang jalan. Jika dia melihat pita dari bus penjara, dia akan tahu bahwa dia disambut di rumah, tetapi jika tidak, dia akan tahu bahwa istrinya telah pindah, dan dia akan terus berjalan.
Jenis ini tampaknya apokrif, dan kemungkinan besar lagu tersebut terinspirasi oleh lagu-lagu rakyat lama yang menyertakan pita kuning dalam citranya. Namun, konsep tersebut melekat di benak publik, dan pada tahun 1979, orang Amerika mulai menampilkan pita ini sebagai solidaritas dengan para tawanan yang terlibat dalam Krisis Penyanderaan Iran. Pita menjadi simbol yang kuat dan akrab, dan itu diadopsi lagi dalam Perang Teluk Pertama oleh orang tua dan teman-teman yang sangat ingin melihat kembalinya orang yang mereka cintai di militer.
Setelah pengerahan pasukan Amerika ke Afghanistan pada tahun 2001 dan Irak pada tahun 2003, ledakan pita kuning magnetik muncul di mobil-mobil Amerika besar dan kecil. Pita-pita ini sering menyertakan sebuah legenda yang berbunyi “dukung pasukan kami,” dan beberapa mengintegrasikan versi bendera Amerika. Beberapa organisasi mendedikasikan dana dari penjualan pita ini untuk mendukung tujuan militer, sementara yang lain menjualnya terutama untuk keuntungan, mengakui bahwa banyak orang Amerika ingin mengekspresikan solidaritas dengan anggota layanan dengan cara yang sangat visual.