Ada lebih dari satu pengobatan homeopati yang efektif untuk jerawat, gangguan kulit inflamasi umum yang mempengaruhi kelenjar minyak. Tergantung pada gejala spesifiknya, pengobatannya meliputi calcarea carbonica, hepar sulphuris calcareum, dan antimonium tartarisum. Sebagian besar obat homeopati tersedia dalam bentuk tablet, bubuk, atau cairan. Perawatan homeopati berfokus pada kesehatan keseluruhan orang tersebut selain kondisi yang ditargetkan, tetapi tidak boleh dimulai tanpa saran dari seorang profesional medis.
Jika seseorang sering mengalami jerawat, obat mineral calcarea carbonica mungkin disarankan. Ditemukan di batu kapur dan kulit telur, calcarea digiling menjadi bubuk halus dan sering dijual sebagai pelet ketika digunakan sebagai pengobatan untuk iritasi kulit. Selain jerawat, digunakan untuk mengobati eksim.
Ketika bekas jerawat dan jerawat membutuhkan waktu lama untuk sembuh, obat hepar sulphuris calcareum atau hepar sulph biasanya digunakan. Bubuknya terdiri dari cangkang tiram tanah dan belerang yang dikombinasikan dengan laktosa. Efektif mengeluarkan nanah dari jerawat yang sensitif terhadap sentuhan dan siap dibuka.
Silicea adalah pengobatan homeopati pilihan untuk jerawat pada penderita jangka panjang. Senyawa silikon oksida ini umumnya diambil sebagai meja atau dioleskan dalam gel. Obat ini efektif untuk menyembuhkan bekas luka akibat jerawat tetapi dipercaya dapat menyebabkan tubuh mengeluarkan benda asing, termasuk implan.
Remaja dan wanita yang menderita jerawat di awal siklus menstruasi mereka dapat mempertimbangkan pulsatilla atau bunga pasque. Cairan dibuat dari ampas tanaman dan digunakan untuk mengobati kondisi yang menghasilkan cairan berwarna hijau atau kuning. Obat ini diyakini efektif ketika fluktuasi hormon adalah penyebab utama jerawat.
Antimonium tartaricum dibuat dengan menggabungkan oksida antimon dan tartrat dan merupakan pengobatan homeopati untuk jerawat dan kondisi lainnya. Ini digunakan ketika peradangan kulit menghasilkan pustula besar yang lembut saat disentuh. Pustula ini meninggalkan noda kebiruan pada kulit saat sembuh.
Beberapa faktor mempengaruhi munculnya jerawat, termasuk hormon, keturunan, dan kebiasaan serta produk pembersihan. Meskipun diet telah lama dicurigai sebagai penyebab jerawat, hal ini tidak lagi menjadi konsensus di kalangan profesional medis. Ketika terlalu banyak minyak terperangkap di pori-pori seseorang, kotoran dan bakteri menumpuk, menyebabkan komedo, komedo putih, dan kista. Perawatan homeopati untuk jerawat dapat membantu menyembuhkan jaringan parut dan mengurangi frekuensi wabah.
Saat merawat jerawat, perawatan kulit yang lembut dan konsisten sangat penting. Menyentuh kulit dan mengorek noda harus dihindari. Lulur dan astringen dapat mengiritasi kulit dan memperburuk jerawat. Jika pengobatan homeopati untuk jerawat tidak efektif setelah beberapa bulan dan kondisi memburuk, seorang profesional medis harus dikonsultasikan.