Timpanomastoidektomi melibatkan pengangkatan pertumbuhan jinak atau tulang yang terinfeksi dari dalam telinga. Kemungkinan efek samping dari operasi termasuk infeksi, tuli, cedera otak, dan stroke. Dalam kasus yang parah bahkan kematian dapat terjadi. Operasi juga dapat menyebabkan kelumpuhan, kehilangan rasa atau pusing, dan efek samping ini dapat bersifat sementara atau permanen. Prosedur ini juga dikenal sebagai mastoidektomi radikal.
Ada dua alasan mengapa timpanomastoidektomi diperlukan. Kolesteatoma adalah suatu kondisi di mana sel-sel kulit di telinga tengah di belakang gendang telinga tumbuh tidak normal. Pertumbuhan ini bukan kanker ganas, tetapi dapat mempengaruhi fungsi telinga. Kulit dapat tumbuh menjadi tulang internal atau ke dalam otak. Potensi bahaya kolesteatoma, jika tidak ditangani, antara lain pusing, meningitis, infeksi telinga kronis, dan kehilangan pendengaran, bahkan sampai tuli.
Alasan utama lainnya seorang dokter dapat melakukan timpanomastoidektomi adalah jika pasien memiliki perforasi gendang telinga kronis yang belum diperbaiki dengan benar atau jika ada cairan yang mengalir dari gendang telinga yang berlubang dan tulang bagian dalam telah terinfeksi. Untuk pasien dengan masalah ini, menghilangkan tulang yang terinfeksi memungkinkan telinga untuk sembuh dengan benar. Timpanomastoidektomi juga dapat meningkatkan pendengaran dan fungsi telinga.
Seorang pasien ditempatkan di bawah anestesi umum, dan anestesi ini membawa risiko kematian yang kecil. Dokter bedah kemudian membuat sayatan di belakang telinga untuk mengerjakan bagian dalam telinga. Dia menghilangkan pertumbuhan tulang atau kulit yang terkena dan mengemas rongganya. Kemudian, sayatan dijahit, dan luka ditutup dengan bahan steril. Operasi membawa risiko infeksi baik di telinga itu sendiri atau di sayatan.
Operasi juga dapat mempengaruhi sistem saraf. Efek samping yang potensial adalah kelumpuhan pada sisi tubuh tempat operasi dilakukan. Kelumpuhan ini dapat mempengaruhi semua sisi tubuh atau hanya otot-otot wajah. Kelumpuhan bisa bersifat sementara atau permanen. Kerusakan saraf juga dapat menyebabkan mati rasa di sisi lidah, perubahan persepsi rasa, mati rasa di belakang telinga, atau mulut kering.
Operasi juga membawa risiko kerusakan pada arteri utama, yang dapat menyebabkan stroke dan bahkan kematian. Otak dapat terpengaruh, menyebabkan cairan bocor dan berpotensi mengakibatkan kerusakan otak, abses, atau meningitis. Seorang pasien mungkin juga mengalami gangguan pendengaran sementara atau permanen setelah operasi, yang mungkin atau mungkin tidak reversibel dengan operasi kedua. Operasi mungkin tidak menyembuhkan kolesteatoma sepenuhnya, dan kondisi ini bisa berulang. Gendang telinga juga bisa berlubang lagi, dan infeksi telinga bisa kembali.