Risin adalah jenis protein yang dapat diekstraksi dari biji jarak, dan terlepas dari kenyataan bahwa itu beracun dalam banyak kasus, ia juga memiliki potensi kegunaan medis. Toksisitasnyalah yang membuatnya membantu dalam mengobati beberapa kondisi, karena dapat digunakan untuk menghancurkan jenis sel tertentu. Bahkan, sering disebut sebagai peluru ajaib untuk merusak sel-sel jahat, yang dianggap berguna saat mengobati kanker, atau selama transplantasi sumsum tulang. Sayangnya, itu tidak sepraktis beberapa perawatan lain karena sering juga menghancurkan sel-sel yang baik. Oleh karena itu, penggunaan medisnya masih berkembang karena para peneliti berusaha mencari cara untuk mempertahankan kemampuannya dalam menghancurkan sel-sel jahat, sambil menghilangkan potensi untuk merusak sel-sel yang baik.
Fakta bahwa risin adalah protein berarti dapat merusak sel-sel ganas, tetapi, pada saat yang sama, dapat membunuh sel-sel epitel, yang diperlukan untuk tetap sehat. Para peneliti sedang bekerja untuk menentukan cara agar protein hanya menargetkan sel-sel ganas, tetapi saat ini, urutan yang menyebabkan semua sel menginternalisasinya tersebar luas di dalam protein ini. Oleh karena itu, para peneliti perlu menemukan cara untuk memastikan bahwa hanya sel-sel ganas yang menginternalisasi protein ini, karena penggunaan risin, sebagaimana adanya, dapat lebih berbahaya daripada membantu pada saat ini.
Setelah peneliti menentukan cara untuk memodifikasi sifat risin, itu dapat digunakan untuk membantu melawan kanker, karena sangat efektif membunuh sel-sel jahat. Ini juga dapat digunakan selama transplantasi sumsum tulang, karena sel-sel yang merusak dapat dibunuh sehingga tubuh menerima sumsum baru tanpa insiden. Sayangnya, perawatan medis lain yang melibatkan racun bakteri sejauh ini telah melampaui risin, termasuk toksin difteri. Meskipun pengobatan ini mungkin tidak seefektif risin dalam membunuh sel-sel ganas, itu juga tidak merusak sel-sel sehat seperti protein ini.
Orang dapat diracuni oleh risin ketika mereka mengunyah biji jarak karena risin terjadi secara alami di dalamnya, tetapi juga bisa dalam bentuk lain. Misalnya, dapat ditemukan dalam kabut, pil, atau bubuk, meskipun juga larut ketika dimasukkan ke dalam cairan. Sebagian besar kasus keracunan risin disengaja, karena akan sulit untuk secara tidak sengaja menelan atau menghirup protein ini, dan telah digunakan di masa lalu oleh teroris sebagai senjata biologis. Beberapa gejala keracunan yang paling umum karena konsumsi zat ini termasuk muntah, diare, halusinasi, kejang, dan kegagalan organ. Gejala inhalasi mungkin termasuk demam, mual, batuk, kesulitan bernapas, tekanan darah rendah, dan kegagalan sistem pernapasan.