Apa itu Weka?

Weka, juga dikenal sebagai woodhen, adalah burung yang tidak bisa terbang dari spesies Gallirallus australis. Burung omnivora berasal dari Selandia Baru dan mendiami berbagai macam habitat, dari daerah perkotaan hingga padang rumput. Dalam kedewasaan, itu bisa mencapai ukuran ayam peliharaan. Adaptasi evolusioner terhadap lingkungan yang berbeda telah menyebabkan perkembangan empat subspesies yang berbeda. Karena masalah lingkungan, burung ini diklasifikasikan sebagai spesies yang rentan.

Weka adalah burung yang ingin tahu dan bersemangat yang dapat bertahan hidup di berbagai habitat, mulai dari lingkungan perkotaan hingga hutan dan padang rumput. Makanannya adalah omnivora, termasuk tumbuh-tumbuhan seperti biji-bijian, rumput dan beri serta hewan seperti burung kecil, tikus dan serangga. Ia memiliki paruh yang panjang dan tahan lama, digunakan untuk memecah makanan dan mempertahankan diri. Saat dewasa, panjangnya bisa mencapai 20 inci (50 sentimeter), dengan jantan dengan berat sekitar 2.2 pon (1 kilogram), dan betina yang lebih kecil dengan berat sekitar 1.5 pon (700 gram).

Warna keseluruhan weka didominasi coklat, berbintik-bintik hitam dan abu-abu. Perbedaan lebih lanjut dalam warna hadir di masing-masing dari empat subspesies. Buff Weka, misalnya, mungkin memiliki warna yang lebih terang secara keseluruhan daripada rekan-rekannya. Stewart Island Weka dapat bervariasi dari kastanye hingga hitam pada waktu yang berbeda sepanjang tahun. Weka Barat berwarna merah tua, coklat dan hitam, dengan burung di bagian selatan jangkauannya memiliki warna yang lebih gelap. Weka Pulau Utara dibedakan dari subspesies lainnya dengan bagian bawah abu-abu dan kaki coklatnya.

Weka dapat membesarkan hingga empat induk setahun jika makanan dan sumber daya berlimpah. Sarang biasanya dibangun di tanah dengan menganyam rumput menjadi bentuk seperti mangkuk di bawah penutup tanah yang tebal. Betina biasanya bertelur sekitar tiga telur berwarna-warni di sarang ini. Baik jantan maupun betina mengerami telur hingga satu bulan, saat anak ayam akan menetas. Anak ayam bergantung pada orang tua mereka untuk makanan hingga sepuluh minggu, ketika mereka akan sepenuhnya matang dan siap untuk meninggalkan sarang.

Jenis burung ini terancam oleh beberapa faktor asing. Ia menghadapi penipisan habitat karena industrialisasi dan modifikasi hutan dan lahan basah. Anjing dan kucing domestik juga dapat menjadi ancaman bagi burung dewasa, dan mamalia yang lebih kecil seperti musang dapat menjadi ancaman bagi anak ayam dan telur. Di lingkungan perkotaan, burung biasanya terancam oleh lalu lintas kendaraan bermotor.