Ultrasonografi payudara adalah teknik pencitraan yang digunakan untuk menilai kelainan jaringan payudara. Teknologi ini menggunakan gelombang suara untuk mengevaluasi struktur di bawahnya, dan sangat membantu karena mudah dilakukan dan tidak membuat wanita terkena radiasi. Namun, penggunaan studi pencitraan ini memiliki keterbatasan, karena memiliki kemampuan yang relatif buruk untuk menangkap detail-detail kecil — suatu sifat yang dikenal sebagai resolusi — dibandingkan dengan mamografi. Aplikasi ultrasonografi payudara termasuk evaluasi massa yang terdeteksi pada pemeriksaan manual dan lokalisasi massa payudara selama biopsi.
Teknologi ultrasonografi payudara menggunakan gelombang ultrasound, yaitu gelombang suara berfrekuensi tinggi yang tidak terdengar oleh telinga manusia. Transduser digunakan untuk memancarkan gelombang suara ini, dan waktu yang diperlukan untuk gelombang yang dipancarkan kembali ke transduser dicatat. Dari informasi ini, mesin ultrasound mampu merekonstruksi gambar dua dimensi dari struktur di bawahnya.
Menggunakan ultrasonografi payudara memiliki sejumlah manfaat yang berbeda. Tidak seperti teknik radiografi seperti computed tomography (CT) scan, modalitas pencitraan ini tidak menggunakan radiasi pengion berbahaya yang dapat merusak jaringan di bawahnya dengan paparan berulang. Ultrasonografi payudara juga mudah dilakukan, biasanya tidak menimbulkan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada pasien, dan biayanya cukup murah.
Sayangnya, ada juga beberapa kerugian menggunakan ultrasonografi payudara. Seringkali, gambar yang diperoleh dari prosedur hanya sebaik teknolog yang melakukan penelitian. Hasil dari prosedur ini juga dapat terdistorsi oleh kelebihan kadar lemak subkutan. Ultrasound dapat mengidentifikasi massa yang besar, tetapi biasanya tidak memiliki resolusi yang cukup untuk mendeteksi massa yang berdiameter kurang dari 0.5 inci (1.27 cm).
Penggunaan ultrasonografi payudara yang paling umum adalah untuk mengevaluasi massa yang ditemukan di jaringan payudara. Ini sangat baik untuk membedakan massa padat, yang mungkin menunjukkan tumor, dari massa kistik yang berisi cairan dan seringkali jinak. Seringkali USG digunakan untuk membantu dokter dalam melakukan biopsi massa payudara, karena dokter dapat memandu jarum secara real-time berdasarkan pendekatannya terhadap massa. USG payudara juga membantu dalam mengidentifikasi kelenjar getah bening di sekitar payudara, yang penting karena tumor ganas sering menyebar ke kelenjar getah bening ini, menyebabkannya membesar.
Ultrasonografi payudara rutin biasanya tidak digunakan sebagai metode untuk menyaring kanker payudara, karena mamografi memiliki kemampuan yang lebih canggih untuk mendeteksi massa kecil. Namun, ia memainkan peran dalam mengevaluasi massa yang terdeteksi pada pemeriksaan payudara manual, terutama pada wanita di bawah usia 40 tahun. Pada populasi yang lebih muda, resolusi mamografi menurun karena jaringan payudara wanita ini terlalu padat. Akibatnya, ultrasonografi sering memberikan lebih banyak informasi pada pasien yang lebih muda ini.