Apa itu Tomat Pusaka?

Meskipun mungkin ada beberapa kontroversi mengenai spesifikasinya, tomat pusaka umumnya dianggap sebagai varietas buah yang kuno atau “antik”. Mereka sering dihasilkan dari biji yang telah diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya. Tersedia dalam varietas dengan karakteristik yang beragam, tomat pusaka cenderung dihargai karena rasanya yang khas.

Tidak seperti hibrida, tomat pusaka diserbuki terbuka. Tanaman yang diserbuki terbuka mereproduksi “sesuai tipe” dari bijinya sendiri. Benih dari tanaman hibrida, jika tumbuh sama sekali, biasanya kembali ke induk. Tomat hibrida ditanam di bawah kondisi yang dikontrol dengan hati-hati untuk menghasilkan kualitas yang cocok untuk distribusi komersial yang ketat. Karena hibrida biasanya dipetik saat hijau dan matang secara artifisial selama pengiriman, mereka cenderung kurang beraroma daripada tomat pusaka.

Tomat pusaka dibiarkan matang secara alami, sehingga hanya ditemukan pada musimnya. Tomat pusaka yang matang relatif rapuh dan tidak tahan lama. Mereka dapat disimpan pada suhu kamar, dari sinar matahari langsung, hanya satu atau dua hari. Tomat tidak boleh didinginkan, karena pendinginan menyebabkan rasa dan teksturnya memburuk.

Varietas tomat pusaka dapat dipilih untuk karakteristik tanaman yang spesifik. Karakteristik tersebut meliputi hasil buah yang dihasilkan, serta jenis buah yang dihasilkan. Beberapa tomat pusaka paling baik dimakan “keluar dari tangan”, sementara yang lain lebih baik untuk membuat jus, saus, pasta, dan produk lainnya.

Penampilan buah matang sangat berbeda dari satu varietas ke varietas lain dalam ukuran, bentuk, warna, tekstur, rasa, dan sifat lainnya. Ukuran berkisar dari tomat ceri seukuran gigitan hingga buah individu dengan berat sebanyak dua pon (907 gram). Buahnya mungkin lonjong, memanjang, berbentuk buah pir, berbentuk plum, atau bulat, dengan beberapa varietas yang memiliki tonjolan di permukaan luarnya.

Warna termasuk nuansa putih, kuning, hijau, pink, oranye, merah, ungu, dan hitam. Beberapa varietas tomat pusaka menghasilkan buah dalam kombinasi warna. Secara umum, semakin terang warnanya, semakin tidak asam atau manis rasanya tomat. Sebaliknya, semakin dalam warnanya, semakin asam dan definitif rasanya tomat.

Meskipun jenis tanaman lain diperbanyak melalui metode pusaka, tomat termasuk yang paling populer. Banyak varietas memiliki sejarah yang unik, dan beberapa tukang kebun menanam tomat pusaka karena nostalgia atau rasa hubungan dengan masa lalu. Yang lain menanam pusaka karena praktik tersebut membantu menjaga keragaman genetik – kualitas yang vital bagi kelangsungan hidup tanaman. Terlepas dari motivasi, sejumlah individu dan organisasi berdedikasi untuk mengamankan keberadaan tomat pusaka di masa depan.