Tes yang mencakup pemeriksaan asam deoksiribonukleat (DNA) disebut tes DNA. Mereka digunakan dalam sejumlah pengaturan yang berbeda, baik di bidang medis dan penegakan hukum, untuk sejumlah alasan yang berbeda. Dalam kebanyakan kasus, tes DNA digunakan untuk mengidentifikasi individu, seringkali baik untuk ayah atau untuk investigasi kriminal. Bagi mereka yang khawatir tentang cacat genetik atau yang rentan terhadap penyakit yang berbeda, tes ini dapat menentukan seberapa rentan seseorang.
Area pengujian DNA yang berhubungan dengan pelacakan penyakit dan cacat lahir kadang-kadang disebut pengujian genetik. Seringkali, ini dilakukan sebelum tanda gejala pertama muncul. Jika ilmu kedokteran memahami bahwa ada kemungkinan besar seseorang mengembangkan penyakit tertentu, tindakan pencegahan dapat diambil. Dalam banyak kasus, mungkin tidak ada cara untuk menghentikan timbulnya dan gejalanya, tetapi gejalanya dapat dikurangi atau dikendalikan sejak dini dengan pengobatan yang agresif.
Banyak manfaat dari tes DNA terlihat di ruang sidang, baik dari sisi perdata maupun sisi pidana. Di sisi sipil, tes ini dapat diperintahkan pengadilan sehingga ayah dapat ditentukan. Hal ini sering terjadi dalam kasus tunjangan anak di mana seorang pria mengaku tidak memiliki anak. Di sisi kriminal, dapat digunakan untuk mengidentifikasi tersangka di TKP. Penggunaan tes DNA untuk tujuan identifikasi sering disebut sidik jari DNA.
Jenis pengujian DNA yang sering dilakukan untuk tujuan identifikasi, baik pidana maupun perdata, disebut dengan polymerase chain reaction (PCR). Tes PCR memeriksa pasangan basa berulang dari molekul yang mungkin terletak di salah satu dari 13 area. Jika ada kecocokan di 13 area antara sampel uji dan sampel yang diketahui, identifikasi positif. Sementara kemungkinan pencocokan semua 13 area kira-kira satu dalam satu miliar, ada kalanya semua 13 area, atau lokus, tidak akan tersedia. Hal ini terjadi dengan bukti yang memburuk dari waktu ke waktu. Situasi ini menciptakan skala kemungkinan yang bergeser berdasarkan berapa banyak kecocokan yang ada. Misalnya, peluang untuk mencocokkan hanya satu dari 13 lokus akan sangat tinggi dan dapat mencakup jutaan atau miliaran individu.
Tes DNA sering dilakukan di lokasi yang cocok untuk pengujian, dengan robotika yang sangat khusus dan bahan yang digunakan untuk mengekstrak DNA. Laboratorium DNA ini harus dijaga bebas dari segala jenis kontaminasi yang dapat merusak hasil tes. Lebih lanjut, mereka yang bekerja di laboratorium semacam itu sering kali adalah profesional medis yang menjalani pelatihan ekstensif mengenai masalah lacak balak, dan kemampuan untuk menjaga sampel bebas dari campur tangan pihak luar.