Apa itu Studi Kasus?

Studi tentang seseorang, kelompok kecil, situasi tunggal, atau “kasus” tertentu disebut studi kasus. Ini melibatkan penelitian ekstensif, termasuk bukti terdokumentasi dari masalah atau situasi tertentu – gejala, reaksi, pengaruh rangsangan tertentu, dan kesimpulan yang dicapai setelah penelitian. Sebuah studi kasus dapat menunjukkan korelasi antara dua faktor, apakah hubungan sebab akibat juga dapat dibuktikan atau tidak. Ini mungkin terdengar rumit, tetapi sebenarnya cukup sederhana.

Misalnya, sebuah studi kasus mungkin menunjukkan bahwa orang gemuk cenderung minum banyak soda diet. Ini berarti bahwa ada korelasi, atau hubungan, antara kelebihan berat badan dan minum soda diet. Tidak ada faktor penyebab yang ditunjukkan, atau dengan kata lain, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa minum soda diet benar-benar menyebabkan obesitas, hanya saja ada hubungan antara keduanya.

Studi kasus lain dapat membuktikan faktor kausal dan korelatif. Jika penelitian dan bukti menunjukkan bahwa orang gemuk juga cenderung makan lebih banyak makanan yang menggemukkan daripada orang yang lebih kurus, ada sains yang mendukung fakta bahwa makan lemak menyebabkan orang bertambah berat badan. Perbedaan antara faktor penyebab dan faktor korelatif penting dalam penelitian ini, karena terkadang penelitian tersebut digunakan untuk mempromosikan obat, terapi, atau produk tertentu; atau untuk menunjukkan bahwa produk tertentu tidak sehat, tidak aman, atau harus digunakan dengan hati-hati.

Studi kasus dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa obat aman untuk persentase terbesar dari demografi tertentu, berdasarkan bukti fisik, wawancara, dan pengamatan. Di sisi lain, sumber daya yang sama dapat menunjukkan bahwa obat tersebut tidak aman untuk segmen populasi tertentu, termasuk kelompok usia tertentu. Studi kasus juga dapat digunakan untuk menguji produk atau layanan lain, atau bahkan untuk memutuskan model bisnis mana yang paling hemat biaya.

Studi kasus dapat menjadi alat penting untuk menetapkan efektivitas dan keamanan suatu produk. Bergantung pada siapa yang melakukan penelitian, perusahaan juga dapat menggunakannya sebagai alat untuk mendiskon klaim yang dibuat oleh produsen pesaing. Untuk menguraikan studi kasus dengan lebih baik, pastikan untuk memperhatikan dengan cermat faktor-faktor yang diperiksa, dan memastikan apakah faktor-faktor tersebut korelatif, kausal, atau keduanya.