Stickleback adalah jenis ikan berduri yang ditemukan di belahan bumi utara. Sticklebacks adalah bagian dari genus gasterosteus dan mencakup delapan spesies berbeda, semuanya dibedakan oleh jumlah duri punggung yang bervariasi. Stickleback sering dipelajari oleh ahli biologi evolusi karena kecepatan mereka berevolusi.
Tumbuh hingga sekitar 7 cm pada ukuran terbesarnya, stickleback dapat memiliki antara dua dan 18 duri di depan sirip punggungnya. Sebagian besar spesies memiliki mata besar, ekor persegi, dan, bukannya sisik, pelat bertulang menutupi tubuh mereka. Warna bervariasi antar spesies. Namun, selama musim kawin, jantan berubah warna, menjadi warna kuning cerah menjadi hitam. Sticklebacks biasanya hidup satu sampai tiga tahun.
Berkembang biak di antara stickleback sangat ritual. Di musim semi, jantan membangun sarang menggunakan tanaman dan ekskresi dari ginjal mereka. Mereka kemudian berenang dalam pola di dekat sarang untuk menarik pasangan.
Setelah tertarik, betina akan meletakkan telurnya di dalam sarang, kemudian pejantan akan membuahi telur tersebut. Setelah pembuahan, pejantan akan tetap berada di sarang menjaga dan menganginkan telur sampai menetas dan beberapa saat setelah menetas. Perilaku ini terlihat pada semua spesies stickleback kecuali putih.
Pengumpan nokturnal, stickleback biasanya memakan invertebrata, telur ikan, dan terkadang ikan lainnya. Ikan besar, burung, dan beberapa mamalia, seperti berang-berang, memangsa stickleback. Meskipun manusia tidak memakan ikan ini, mereka dapat menggunakannya untuk minyak, pupuk, dan makanan hewani.
Sticklebacks hidup di air asin dan air tawar. Nenek moyang mereka awalnya semua hidup di laut terbuka, tetapi banyak spesies telah pindah ke danau dan sungai, beradaptasi dengan lingkungan air tawar. Stickleback berduri tiga adalah salah satu ikan air tawar yang paling umum ditemukan di Inggris. Hal ini juga umum di daerah lain di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia.
Ahli biologi evolusioner mempelajari stickleback karena kemampuannya untuk berevolusi dengan cepat di lingkungan baru, terkadang membuat perubahan nyata dalam waktu sepuluh tahun. Studi tentang ikan ini dibandingkan dengan studi Charles Darwin tentang burung kutilang di kepulauan Galapagos. Banyak stickleback air tawar telah kehilangan sebagian atau semua lempeng tulang dan duri perut yang ada pada nenek moyang laut mereka. Pelat dan duri ini diperlukan untuk perlindungan di perairan laut, tetapi membuat makan dan bermanuver menjadi sulit di lingkungan air tawar. Pewarnaan dasar stickleback juga diringankan untuk membantu memberikan kamuflase di lingkungan air tawar yang baru.
Ada bukti bahwa stickleback berbagi beberapa gen, seperti warna kulit, dengan hewan lain termasuk manusia. Para ilmuwan percaya bahwa mempelajari evolusi stickleback dapat mengarah pada informasi tentang proses evolusi manusia. Akibatnya, penelitian ekstensif masih dilakukan pada evolusi stickleback.