Tujuan Sophrology adalah untuk membantu orang mengendalikan kondisi mental dan menjadi lebih nyaman dalam tubuh mereka. Untuk melakukan ini, praktisi menggunakan gerakan fisik bersama dengan latihan mental. Pendukung metode kesehatan alternatif ini mengatakan bahwa orang yang mempraktikkannya merasa lebih rileks dan lebih mampu menghadapi tekanan dan kekhawatiran hidup.
Pendiri teknik sofrologi adalah Dr. Caycedo. Dia mengembangkan teknik ini pada 1960-an di Swiss. Pada awalnya, ia menggunakan sofrologi untuk mengobati penyakit kejiwaan atau medis, tetapi sekarang metode tersebut dipraktikkan oleh orang sehat sebagai teknik relaksasi.
Latihan fisik yang merupakan bagian dari kursus sofrologi mirip dengan postur yoga. Gerakan ini dirancang untuk membantu orang menjadi sadar akan tubuh mereka. Kesadaran tubuh ini digabungkan dengan kesadaran mental tentang dunia di sekitar mereka. Teknik ini bertujuan untuk mengajarkan orang bahwa lingkungan dan pikiran di dalam kepala mempengaruhi tubuh dan sebaliknya. Dengan cara ini, para peserta kemudian dapat menyadari pilihan yang mereka buat dan mengubah perilaku apa pun yang merusak kebahagiaan.
Ada tiga tahap dalam sofrologi, yang disebut siklus. Setiap siklus memiliki empat tingkat pembelajaran. Siklus Reduktif adalah yang pertama, dan pada bagian ini, peserta melakukan gerakan, relaksasi, dan mempertimbangkan masa kini, masa lalu, dan masa depan. Mereka juga menghabiskan waktu untuk memikirkan nilai-nilai pribadi, tujuan hidup yang diinginkan, dan hal-hal baik yang terjadi di masa lalu.
Pada tahap kedua, Siklus Radikal, kursus meminta siswa untuk mencari tahu di mana dia cocok dengan alam semesta. Siswa juga menghabiskan waktu berkonsentrasi pada getaran yang mereka rasakan di tubuh mereka. Pada tahap terakhir, Siklus Eksistensial, para siswa belajar tentang pentingnya individualitas dan kebebasan dalam sofrologi dan berlatih untuk sepenuhnya sadar akan dunia di sekitar mereka.
Guru sofrologi menawarkan kursus dalam teknik yang biasanya berlangsung sekitar satu jam per sesi. Pernapasan, gerakan, dan latihan mental kemudian dapat dipraktikkan oleh siswa di luar kelas. Jika siswa menemukan teknik ini membantu untuk stres atau untuk konsentrasi, dia dapat mempraktikkannya sebelum acara seperti melahirkan atau ujian.
Pendukung sophrology mengatakan bahwa, ketika peserta mencapai relaksasi dan kesadaran diri yang diinginkan, mereka lebih mampu menangani stres dalam kehidupan sehari-hari mereka. Teknik ini juga diklaim dapat memperbaiki kondisi medis seperti insomnia atau masalah yang disebabkan oleh stres. Para pendukung percaya bahwa kecemasan dan suasana hati juga membaik.