Sirup laktulosa adalah jenis gula yang dapat digunakan untuk mengobati sembelit kronis, dan juga diresepkan untuk mencegah ensefalopati portosistemik, yang merupakan kemungkinan komplikasi penyakit hati lanjut. Produk ini, yang merupakan gula sintetis, menciptakan lingkungan yang lebih asam di usus pasien. Hasil akhirnya adalah tinja menjadi lunak dan kadar amonia dalam darah berkurang.
Ensefalopati portosistemik adalah suatu kondisi di mana pasien menjadi bingung, mengalami penurunan kesadaran, dan dapat mengalami koma. Ini adalah akibat dari sirosis hati lanjut, dan jika tidak diobati, bisa berakibat fatal. Dokter mungkin meresepkan sirup laktulosa untuk membantu mencegah kondisi ini karena menghilangkan amonia dari darah dan mengangkutnya ke usus besar. Kelebihan kadar amonia kemudian dapat dikeluarkan dari tubuh.
Produk ini juga berfungsi untuk meringankan sembelit karena tubuh tidak mudah menyerap sirup. Sebaliknya, bakteri memecahnya di usus, di mana ia berubah menjadi asam laktat. Ini membantu menarik lebih banyak air ke usus, yang melunakkan tinja. Pasien mungkin menemukan bantuan dari sembelit kronis dalam waktu 48 jam menelan sirup ini.
Instruksi dosis dapat bervariasi, tetapi pasien biasanya akan diberi resep satu dosis setiap hari untuk mengobati sembelit, dan tiga hingga empat dosis setiap hari untuk mengobati sirosis hati. Jika pasien merasa rasanya tidak enak, ia dapat mencampur sirup dengan air atau jus buah. Ia juga harus mengkonsumsi banyak air dengan setiap dosis. Diet tinggi serat dianjurkan untuk meningkatkan efek sirup laktulosa.
Sebelum menggunakan obat ini untuk mengobati sembelit atau mencegah komplikasi penyakit hati, pasien harus mengungkapkan kondisi medis mereka yang lain. Wanita yang sedang hamil atau menyusui harus mendiskusikan potensi risiko dengan dokter mereka. Sirup laktulosa dapat dikontraindikasikan untuk digunakan oleh mereka yang membutuhkan diet rendah laktosa. Penderita diabetes harus sering memeriksa gula darah mereka dan menghubungi dokter mereka jika mereka mengalami rasa haus yang berlebihan atau buang air kecil, atau bau buah pada napas mereka. Ini adalah gejala khas hiperglikemia, atau gula darah tinggi.
Selain itu, jika pasien bermaksud untuk menjalani operasi atau tes diagnostik pada usus besar atau rektumnya, ia harus memberi tahu ahli bedah bahwa ia menggunakan sirup laktulosa. Pasien juga harus mendiskusikan obat dan suplemen mereka yang lain dengan dokter atau apoteker mereka. Sirup laktulosa dapat berinteraksi dengan antasida, pencahar lain, obat diabetes dan beberapa antibiotik, seperti neomisin.
Beberapa efek samping dapat terjadi, seperti kembung, diare, dan kram perut ringan. Mual, muntah, dan sendawa juga telah dilaporkan. Pasien harus menghubungi dokter mereka jika mereka mengalami pingsan, diare parah, atau kelemahan parah, bersama dengan sakit perut yang parah.