Akronim SAHM adalah singkatan dari “stay at home mom,” mengacu pada seorang ibu yang tinggal di rumah untuk membesarkan anak-anaknya, daripada memasuki dunia kerja dan membuat pengaturan lain untuk pengasuhan anak. Ada beberapa alasan perempuan menjadi SAHM. Perempuan yang memilih untuk tinggal di rumah bersama anak-anaknya menjadi topik perdebatan di banyak kalangan, mulai dari komunitas feminis hingga kelas ekonomi.
Secara historis, banyak wanita tinggal di rumah untuk membesarkan anak sementara pria bekerja untuk menghidupi rumah tangga. Munculnya gerakan feminis membuat beberapa wanita mengejar pekerjaan di luar rumah, membuat ibu rumah tangga menjadi kurang umum dan kurang populer. Salah satu konsekuensi tak terduga yang menarik dari membanjirnya perempuan memasuki dunia kerja adalah bahwa biaya hidup mulai meningkat karena rumah tangga berpenghasilan ganda menjadi lebih umum, dan akibatnya, menjadi jauh lebih sulit bagi perempuan untuk memilih tinggal di rumah dan mengandalkan satu gaji untuk dukungan.
Ada berbagai alasan bagi seorang wanita untuk memilih menjadi SAHM. Ibu yang mengasuh anak mereka sendiri dapat mengalami hubungan yang lebih memuaskan dan ikatan yang lebih erat dengan anak-anak mereka, dan mereka juga dapat berpartisipasi dalam hal-hal seperti homeschooling. Menjadi SAHM bisa lebih murah daripada membayar pengasuhan anak, dan itu juga memungkinkan perempuan untuk mengerjakan proyek di sekitar rumah, yang berpotensi menghilangkan kebutuhan untuk membayar jenis penyedia layanan lainnya. Perempuan juga mungkin merasa bahwa menjadi SAHM adalah bagian penting dari nilai-nilai pribadi, budaya, atau agama mereka.
Menjadi SAHM adalah pekerjaan penuh waktu, yang terkadang mengejutkan wanita profesional yang beralih dari karir di kantor ke tinggal di rumah bersama anak-anak. Merawat anak-anak dan rumah tangga membutuhkan banyak pekerjaan, bersama dengan kesabaran, dan tidak semua wanita cocok untuk itu. Wanita juga dapat merasakan tekanan sosial yang kuat, mulai dari tekanan untuk menjadi ibu rumah tangga yang ideal hingga kritik dari orang-orang yang menganggap bahwa tinggal di rumah untuk mengurus rumah tangga entah bagaimana merendahkan atau merendahkan.
Beberapa budaya dan komunitas memberikan lebih banyak dukungan untuk menjadi ibu rumah tangga daripada yang lain. Di beberapa negara, misalnya, orang tua menerima tunjangan ketika salah satu orang tua memilih untuk tidak bekerja untuk merawat anak-anak. Jaringan komunitas yang disediakan oleh anggota keluarga, organisasi keagamaan, dan kelompok ibu juga dapat memberikan dukungan untuk ibu rumah tangga. Beberapa SAHM juga memanfaatkan karir yang memungkinkan mereka bekerja dari rumah, sehingga menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka sambil juga berkontribusi pada pemeliharaan ekonomi rumah tangga.