Apa itu Resistensi Insektisida?

Insektisida umum digunakan dalam pertanian serta dalam populasi tanaman hias, kebun, dan ruang hidup lainnya dalam upaya untuk mengendalikan invasi serangga yang tampaknya tak ada habisnya. Menggunakan insektisida memang berhasil untuk menjaga populasi tetap terkendali, tetapi seiring waktu serangga dapat membangun resistensi terhadap bahan kimia yang digunakan. Ini disebut resistensi insektisida. Resistensi insektisida terlihat ketika suatu populasi berhenti merespon atau tidak merespon dengan baik terhadap aplikasi insektisida.

Seringkali serangga akan mengembangkan perubahan genetik yang memungkinkan mereka bertahan terhadap aplikasi insektisida. Setiap kali insektisida digunakan, kecil kemungkinannya semua anggota populasi akan musnah. Mereka yang berada dalam populasi yang mengembangkan perubahan yang dapat diwariskan dapat meneruskannya ke generasi mendatang dalam jumlah yang meningkat secara bertahap. Karena setiap generasi menghasilkan lebih banyak individu yang tahan terhadap bahan kimia, efektivitas aplikasi secara keseluruhan dapat terlihat berkurang. Populasi serangga yang berkembang biak dengan cepat dapat menunjukkan resistensi dalam waktu singkat.

DDT, dikembangkan pada awal 1940-an, bekerja untuk membasmi sebagian besar hama, tetapi pada akhir 1940-an, populasi serangga sudah mulai menunjukkan peningkatan resistensi insektisida. Menurut Komite Aksi Perlawanan Insektisida (IRAC), populasi telah mengembangkan tanda-tanda resistensi terhadap semua kelas baru insektisida, termasuk formamidin, siklodiena, karbamat, piretroid, dan organofosfat.

Di ruang terbatas seperti rumah kaca, resistensi insektisida biasanya terbatas pada satu area dan tidak mengubah genetika populasi serangga di sekitarnya. Tetapi serangga terbang dan populasi yang menunjukkan perilaku migrasi membuat penyebaran materi genetik yang diubah menjadi kenyataan. Hal ini memaksa perusahaan kimia untuk terus mengembangkan pestisida baru yang populasi serangganya belum kebal untuk mengendalikan hama di area tanaman dan kebun.

Cara sederhana populasi serangga mengembangkan resistensi terhadap pestisida adalah dengan mengembangkan perilaku yang memungkinkan mereka menghindari racun. Beberapa serangga akan menjauh dari area yang terkena dan bersembunyi di dedaunan yang tidak dirawat atau di dekat bagian tengah tanaman di mana insektisida tidak diterapkan secara menyeluruh. Beberapa serangga terbang hanya akan meninggalkan area yang dirawat dan kembali ketika insektisida telah hilang.

Ada berbagai cara untuk menghindari resistensi insektisida. Insektisida yang berbeda harus digunakan secara bergiliran sehingga populasi tidak mengembangkan resistensi terhadap bahan kimia siapa pun. Metode pengendalian serangga lainnya, seperti penggunaan minyak dan sabun insektisida, mungkin kurang menghasilkan resistensi serangga.