Apa Itu Pupuk Anorganik?

Nama “pupuk anorganik” mungkin tampak menyiratkan bahwa pupuk tersebut tidak alami. Pupuk jenis ini sebenarnya juga mengandung senyawa alami. Perbedaannya adalah bahwa formula tersebut disatukan di kilang, bukan disusun secara alami seperti yang terjadi pada pupuk organik. Misalnya, pupuk kandang adalah jenis pupuk organik.
Pupuk anorganik juga mengandung deposit kimia dan mineral yang bermanfaat dan memasok nutrisi yang diperlukan untuk menumbuhkan tanaman. Jenis pupuk ini dapat dibeli di sebagian besar toko perlengkapan berkebun.

Pupuk anorganik, yang seringkali harganya terjangkau, terdiri dari nutrisi berbasis mineral yang diproduksi untuk aplikasi langsung pada tanaman. Berbeda dengan varietas organik, pupuk anorganik tidak perlu terurai dari waktu ke waktu untuk memasok nutrisi ke tanaman. Sebagian besar pupuk anorganik mengandung nitrogen, kalium, dan fosfor dalam jumlah seimbang untuk memberi makan tanaman dan mendorong pertumbuhan. Zat ini sering berasal dari proses kimia seperti urea, amonium sulfat, dan kalsium nitrat. Endapan yang ditambang dari kalium, batuan fosfat, dan kapur juga dapat diolah sebagai pupuk anorganik.

Beberapa tukang kebun menemukan pupuk anorganik berguna untuk menyelamatkan tanaman yang kekurangan gizi karena campuran fosfor, kalium, dan nitrogen dapat memberikan perawatan instan. Secara keseluruhan, nutrisi pupuk anorganik membantu menyuburkan akar, batang, pucuk, daun, dan bunga tanaman. Tergantung pada tanamannya, pupuk ini harus diterapkan setidaknya dua kali dalam satu musim tanam untuk pertumbuhan tanaman yang efektif. Tukang kebun umumnya menggunakan tangan mereka atau aplikator berkebun untuk mendistribusikan pupuk kimia secara merata di atas tanah sesuai dengan instruksi paket. Pemupukan dengan penyebar siaran atau alat lain memastikan tanaman mendapatkan jumlah nutrisi yang sama dari pupuk anorganik.

Pupuk anorganik memberikan beberapa keuntungan seperti keterjangkauan, kemudahan, dan efektivitas dalam menyuburkan tanaman. Kekurangan juga berlaku bila menggunakan pupuk berbasis kimia. Misalnya, proses yang dikenal sebagai lintah terjadi dari penyiraman yang berlebihan. Terlalu banyak air menyebabkan pupuk hanyut, sehingga merampas tanaman dari beberapa nutrisi penting mereka.

Masalah lain mungkin muncul ketika seorang tukang kebun menggunakan terlalu banyak pupuk anorganik. Selain unsur hara nitrogen, fosfor, dan kalium, pupuk juga mengandung bahan kimia dan garam lainnya. Garam dan senyawa yang bercampur dengan nutrisi sering menumpuk di tanah daripada diserap ke dalam akar tanaman. Penumpukan tersebut akhirnya menjadi racun dan mengancam kesehatan manusia jika mencemari pasokan air tanah.

Menambahkan terlalu banyak pupuk anorganik juga membakar atau membunuh tanaman dan akarnya. Penting untuk menambahkan jumlah yang tepat ke tanah dan menahan diri untuk tidak memberikan pupuk ke bagian tanaman mana pun. Secara keseluruhan, para ahli mencatat bahwa pupuk anorganik menawarkan manfaat yang sama banyaknya dengan pupuk organik. Umumnya aman digunakan selama tukang kebun mengikuti petunjuk.