Pengomposan aerobik adalah pembuatan kompos pemupukan yang mengandalkan bakteri yang tumbuh subur di lingkungan yang kaya oksigen. Ini berbeda dengan pengomposan anaerobik, yang bergantung pada bakteri yang tidak dapat berkembang dengan adanya oksigen. Sebagai aturan umum, pengomposan aerobik dianggap sebagai metode pengomposan tercepat, dan memiliki beberapa keuntungan dalam hal membuat kompos yang sangat cocok. Pengomposan anaerobik dikenal bekerja jauh lebih lambat, tetapi juga membutuhkan lebih sedikit pekerjaan, sehingga lebih disukai oleh beberapa orang.
Pengomposan pada dasarnya adalah proses mengambil bahan organik mati dan menumpuknya sehingga dapat membusuk. Seiring waktu, mereka benar-benar berubah menjadi semacam produk tanah yang dibuahi. Jenis tanah hitam yang tampak kaya yang sering digunakan untuk menanam tanaman biasanya semacam kompos. Bahan yang digunakan untuk membuat kompos sedikit berbeda, tetapi biasanya gulma, daun mati, dan potongan rumput adalah bagian besar dari proses tersebut.
Perbedaan besar dalam hal proses kerja dengan pengomposan aerobik dan pengomposan anaerobik adalah seberapa sering kompos dibalik. Dengan kedua sistem, tumpukan bahan yang dapat dikomposkan dibasahi dengan air dan dibiarkan membusuk selama beberapa waktu. Akhirnya, suhu materi yang membusuk akan meningkat karena aktivitas bakteri, dan kemudian akan mulai turun saat bakteri kehabisan oksigen dan mulai mati.
Begitu bakteri mulai mati dalam pengomposan aerobik, petani akan mengaduk bahan, atau mengubahnya, untuk mendapatkan lebih banyak oksigen ke dalam tumpukan. Ini menghidupkan kembali bakteri dan membuat prosesnya terus berjalan. Dengan pengomposan anaerobik, semuanya dibiarkan sendiri bahkan setelah keadaan memanas, dan bakteri baru akan menyerang yang tidak membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Pendekatan ini terkadang lebih dari dua kali lebih lambat, dan ternyata, menghasilkan bau yang lebih tidak enak.
Suhu tumpukan kompos dianggap sebagai bagian penting dari proses karena panas memiliki kecenderungan untuk membunuh hal-hal yang tidak diinginkan dalam kompos, seperti benih dari gulma, misalnya. Proses aerobik menghasilkan lebih banyak panas secara signifikan daripada proses anaerobik, dan ini adalah salah satu alasan utama mengapa banyak petani lebih memilih yang pertama. Beberapa petani juga akan menggunakan pendekatan kombinasi di mana mereka meninggalkan tumpukan sedikit lebih lama dari yang diinginkan sebelum membaliknya. Ini memungkinkan bakteri anaerob untuk berkembang biak, tetapi tidak mengambil alih tumpukan. Setelah tumpukan dibalik, bakteri aerobik dapat membangun kembali diri mereka sendiri.