Apa itu Paraben?

Paraben merupakan kelompok senyawa kimia yang banyak digunakan sebagai bahan pengawet, terutama pada kosmetik. Selain digunakan dalam kosmetik, paraben juga digunakan oleh industri farmasi, dan terkadang muncul sebagai bahan tambahan makanan. Paraben telah menjadi topik kontroversi, karena kekhawatiran konsumen tentang keamanannya, yang menjelaskan mengapa Anda mungkin menemukan produk yang secara sukarela diberi label “bebas paraben”, menggunakan bahan-bahan mereka sebagai nilai jual bagi konsumen yang peduli.

Bahan kimia ini adalah ester asam para-hidroksibenzoat. Ester didefinisikan sebagai senyawa kimia di mana molekul asam telah terikat dengan molekul alkohol, menggantikan molekul air. Beberapa paraben sebenarnya muncul di alam, dihasilkan oleh tanaman sebagai cara untuk mempertahankan diri dari serangan jamur dan bakteri. Paraben yang digunakan secara komersial biasanya dibuat secara sintetis, memastikan bahwa produk tetap konsisten, sehingga perusahaan dapat yakin bahwa mereka akan berfungsi.

Biasanya, konsentrasi paraben dalam kosmetik sangat rendah, seringkali kurang dari 1%. Campuran paraben dapat digunakan untuk menciptakan efek pengawet terbaik, memastikan bahwa jamur, jamur, bakteri, dan pengunjung lain yang tidak diinginkan tidak akan mencemari produk. Dimungkinkan juga untuk menggunakan pengawet yang diturunkan secara alami, seperti ekstrak biji anggur, tetapi banyak dari zat ini belum sepenuhnya diuji kemanjurannya, meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan dan umur simpan produk yang diawetkan dengan zat ini.

Konsentrasi paraben dalam produk lain, seperti makanan dan obat-obatan, juga cukup rendah. Sebagai aturan umum, perusahaan menggunakan pengawet dalam jumlah minimal, menggunakan pengujian laboratorium untuk menentukan konsentrasi terbaik.
Kekhawatiran kesehatan tentang paraben terutama difokuskan pada potensi mereka untuk bertindak seperti senyawa estrogen dalam tubuh. Zat yang berperilaku seperti estrogen dikenal sebagai senyawa estrogenik, dan mereka menimbulkan beberapa risiko kesehatan, terutama bila dikonsumsi dalam volume tinggi. Estrogen terutama berdampak pada sistem endokrin, berpotensi menciptakan peningkatan risiko kanker. Orang yang peduli dengan paraben berpendapat bahwa sifat estrogeniknya membuatnya terlalu berbahaya untuk digunakan dalam makanan, kosmetik, dan obat-obatan.

Namun, telah ada sejumlah penelitian tentang masalah ini, baik dari dalam industri kosmetik maupun di luarnya. Studi-studi ini telah menemukan bahwa sementara paraben memang memiliki kualitas estrogenik, mereka mungkin aman dalam jumlah yang sangat kecil. Orang dan perusahaan yang mengadopsi pendekatan “praktik terbaik” dapat memilih untuk menjauh dari paraben, karena risiko di masa depan dapat diidentifikasi, atau mereka dapat berubah menjadi bioakumulasi dalam tubuh.