Lubang cacing adalah topologi ruangwaktu hipotetis, “jalan pintas” yang memungkinkan perjalanan antara dua titik dengan kecepatan yang tampaknya lebih cepat dari kecepatan cahaya. Nama tersebut berasal dari analogi ruangwaktu dengan permukaan sebuah apel, di mana lubang cacing adalah terowongan melalui apel. Pada kenyataannya, gerakan melalui lubang cacing tidak akan lebih cepat dari cahaya, melainkan bergerak dengan kecepatan normal melalui ruang yang terlipat.
Lubang cacing populer dalam fiksi ilmiah karena memungkinkan karakter untuk melakukan perjalanan jarak jauh dalam waktu singkat. Dalam kehidupan nyata, lubang cacing mungkin tidak ada, karena membutuhkan materi negatif, zat eksotis yang belum pernah diamati dan keberadaannya tidak diprediksi oleh Model Standar fisika partikel. Model matematis ruangwaktu lubang cacing menunjukkan bahwa mereka akan “terjepit” hampir seketika. Selain itu, lubang cacing harus sangat kecil — kebanyakan model menunjukkan lubang cacing dengan bukaan yang lebih kecil dari inti atom.
Lubang cacing juga disebut lubang cacing Schwarzschild atau jembatan Einstein-Rosen, dalam konteks analisis matematika masa lalu. Jembatan Einstein-Rosen akan memiliki lubang hitam di kedua pintu masuknya, yang berarti bahwa begitu seorang musafir teoretis masuk ke lubang cacing, mereka akan melintasi cakrawala peristiwa dan terjebak di tengahnya.
Jika lubang cacing bisa ada, mereka juga bisa berfungsi sebagai mesin waktu. Menurut teori relativitas Einstein, waktu berlalu lebih lambat untuk benda yang berakselerasi tinggi. Jika salah satu ujung lubang cacing dipercepat mendekati kecepatan cahaya sementara ujung lainnya tidak bergerak, seorang musafir yang masuk ke lubang diam akan muncul di masa lalu dari lubang yang dipercepat. Jenis lubang cacing ini akan disebut kurva mirip waktu tertutup atau lubang waktu.
Fisikawan Stephen Hawking telah mengusulkan bahwa sifat pemecah kausalitas dari lubang cacing semacam itu akan dilarang secara fisik oleh bentuk sensor kosmik. Ini karena perjalanan waktu akan menyebabkan paradoks yang tampaknya tidak dapat dipecahkan, seperti kasus di mana seseorang kembali ke masa lalu untuk membunuh diri mereka sebelumnya. Mempelajari lebih banyak tentang sifat teoritis lubang cacing akan membutuhkan teori gravitasi kuantum, yang belum dikembangkan.