Kosmologi adalah studi tentang alam semesta dan tempat manusia di dalamnya. Dalam beberapa ratus tahun terakhir, kosmologi telah didominasi oleh fisika dan astrofisika, terutama yang didasarkan pada agama sebelum itu. Berusaha memberikan jawaban kepada umat manusia atas “Pertanyaan Besar”, agama dan mitologi telah menawarkan berbagai jawaban atas asal usul alam semesta dan pengaturannya sejak prasejarah, tetapi penjelasan ini digantikan oleh pengamatan dan teori ilmiah kontemporer.
Namun, orang tidak boleh berasumsi bahwa konsepsi ilmiah tentang kosmologi saat ini adalah benar. Meskipun gambaran umum tetap sama sejak tahun 1920-an, spesifikasinya sering direvisi berdasarkan pengamatan dan teori baru. Terutama dalam sejarah kosmologi, pada tahun 1964 radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik terdeteksi.
Kosmologi modern telah mengumpulkan bukti besar, seperti radiasi latar gelombang mikro kosmik, bahwa alam semesta dimulai dengan ledakan besar yang dikenal sebagai Big Bang. Ini terjadi sekitar 13.7 miliar tahun yang lalu. Berawal dari singularitas dengan volume nol dan massa yang luar biasa, alam semesta lahir. Tidak hanya materi yang dikeluarkan ke luar angkasa, tetapi ruang itu sendiri berasal dari Big Bang. Ditanya pada acara bincang-bincang “apa yang terjadi sebelum Big Bang”, fisikawan legendaris Stephen Hawking menjawab, “Apa yang ada di utara Kutub Utara?” menunjukkan bahwa pertanyaan itu tidak ada artinya. Namun, beberapa fisikawan menganggap mungkin bahwa alam semesta kita adalah alam semesta bayi dari alam semesta induk sebelumnya.
Alam semesta kita yang dapat diamati saat ini diperkirakan berdiameter sekitar 90 miliar tahun cahaya. Namun, ini hanya alam semesta yang dapat diamati, dan keseluruhan alam semesta mungkin jauh lebih besar, atau bahkan tak terbatas. Sebagian besar fisikawan yang bekerja di bidang kosmologi juga berpendapat bahwa alam semesta hanyalah satu di antara banyak, tertanam dalam multiverse yang lebih besar.
Baru-baru ini, gagasan tentang antropis telah mendapatkan perhatian dalam kosmologi. Antropis mengacu pada bias pengamat. Yang paling jelas, kita menemukan diri kita di alam semesta yang mampu menopang kehidupan. Fisikawan telah melakukan eksperimen pemikiran di mana konstanta fisik dasar telah dimodifikasi dengan peningkatan kecil, dan mereka telah menyimpulkan bahwa banyak dari rangkaian hukum fisika yang mungkin ini akan menghalangi pembentukan planet yang stabil atau persyaratan lain untuk kehidupan. Alih-alih menyarankan bahwa alam semesta disetel dengan baik oleh dewa, ini menunjukkan bahwa alam semesta kita kemungkinan besar adalah satu dalam ansambel besar alam semesta yang sebagian besar tidak bernyawa.