Apa itu Keibuan Republik?

Keibuan Republik adalah konsep yang berhubungan dengan peran wanita dan tugas mereka untuk keluarga dan negara pada saat Revolusi Amerika. Dalam konteks ini, kata “republik” berhubungan dengan pendirian Amerika Serikat sebagai republik baru dan sama sekali tidak berkaitan dengan partai politik Republik modern. Ketika Amerika Serikat masih di bawah kekuasaan Inggris, wanita umumnya memegang peran yang lebih rendah, sebagian besar domestik yang mendukung kekuatan patriarki raja. Ketika bangsa memberontak dan mulai mengukir identitasnya sendiri sebagai bangsa yang mandiri, perempuan perlahan mulai mengubah peran mereka. Keibuan Republik pada dasarnya adalah gerakan tak terucapkan di mana perempuan menggunakan pengaruh mereka di ranah domestik dan keluarga untuk mengajar anak-anak mereka tentang pentingnya kebebasan nasional dan kewajiban sipil. Ini memiliki beberapa perbedaan signifikan dari hak pilih, feminisme, dan dorongan sejati untuk kesetaraan perempuan, tetapi banyak sarjana melihat hubungan dan percaya bahwa pekerjaan para istri dan ibu Amerika awal ini mungkin telah membuka jalan bagi banyak gerakan selanjutnya.

Konsep Dasar dan Ide Dasar
Pada masa revolusi, yang dimulai pada tahun 1775, sebagian besar ibu dipercayakan dengan pendidikan anak-anak mereka di rumah. Perempuan yang melek huruf dan berpendidikan mampu memberikan kesempatan terbaik bagi anak-anaknya, meskipun dalam banyak kasus mereka mewariskan jauh lebih dari sekedar pengetahuan buku. Sebagai guru dan pemimpin, mereka menetapkan standar tentang bagaimana anak-anak harus berperilaku dan ideologi yang harus mereka junjung tinggi.

Banyak cendekiawan saat ini mengakui bahwa prinsip utama republikanisme mungkin tidak akan diturunkan dengan kuat kepada generasi mendatang seperti jika para wanita di zaman itu tidak menghabiskan begitu banyak waktu untuk menanamkan nilai-nilai semacam ini ke dalam anak-anak mereka. Pendidikan anak perempuan sangat penting dalam konteks ini, tetapi begitu juga pengaruhnya terhadap anak laki-laki. Anak-anak ini akan berubah menjadi pemuda-pemuda yang dalam bidang sosial dapat membantu membangun bangsa yang sejahtera dan menjadi patriot dalam dirinya sendiri.

Koneksi ke Tugas Sipil
Kadang-kadang paling mudah untuk berpikir tentang keibuan republik sebagai tugas sipil yang dilakukan oleh wanita pada zaman itu. Amerika Serikat didirikan sebagai sistem pemerintahan di mana rakyat berdaulat, dan menekankan kebebasan dan hak-hak rakyat. Agar nilai-nilai ini bertahan melampaui para patriot yang berperang, dan agar negara dapat mempertahankan kemerdekaan dan semangat bebasnya, generasi berikutnya harus mengadopsi keyakinan yang sama. Tidak semua perempuan yang menjadi bagian dari gerakan ini sama sekali aktif di ranah sosial. Beberapa, tetapi mayoritas memberikan pengaruh yang lebih tenang di rumah. Melalui teladan dan ajaran mereka, mereka mampu membuat dampak yang mendalam pada ideologi bangsa baru.

Wanita Selama Revolusi
Perempuan secara luas diyakini lebih lemah dan lebih rendah daripada laki-laki selama masa revolusi, dan negara umumnya dianggap sebagai patriarki. Patriarki adalah struktur sosial di mana ayah adalah kepala rumah tangga, dan dia memiliki otoritas mutlak atas istri dan anak-anaknya. Citra perempuan yang lemah dan tunduk ini ditentang selama Perang Revolusi, karena perempuan secara aktif berpartisipasi dalam konflik, baik dari rumah membantu tentara rumah atau di ladang sebagai perawat atau pengasuh. Peran mereka tetap terutama domestik, tetapi sifat ruang domestik itu berubah dari tempat kepatuhan pasif menjadi persemaian perubahan.

Filosofi Pencerahan pada abad ke-18 membantu lebih lanjut mendukung cita-cita pendidikan perempuan dan pengaruh ranah domestik. Pencerahan menganjurkan alasan sebagai sumber otoritas dan legitimasi. Di bawah rangkaian ide ini, disimpulkan bahwa pemerintahan yang stabil membutuhkan populasi yang terdidik dan bermoral sebagai fondasi, dan fondasi semacam itu harus dibangun di dalam rumah dan keluarga.
Contoh Terkemuka
Wanita seperti Abigail Adams, istri bapak pendiri AS John Adams, membantu mendukung suami mereka dalam mendirikan pemerintahan baru dan mempromosikan gagasan bahwa wanita memiliki peran dan kewajiban sipil terhadap pemerintah mereka. Lahir pada tahun 1744, dia percaya bahwa wanita harus dididik dan tidak boleh mematuhi hukum yang tidak dibuat dengan mempertimbangkan kepentingan mereka. Sampai kematiannya pada tahun 1801, Adams berpendapat bahwa laki-laki seharusnya tidak lagi memiliki otoritas mutlak di rumah mereka.

Tidak semua pemimpin gerakan itu begitu blak-blakan. Penyair Lydia Sigourney secara menonjol menganjurkan pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan patriotisme, dan merupakan salah satu pendiri sekolah perempuan di Connecticut. Novelis Catharine Maria Sedgwick juga dianggap sebagai pemimpin melalui kata-kata dan tindakan.
Hubungan dengan Hak Pilih
Sementara keibuan republik belum tentu menjadi penyebab gerakan hak pilih, itu memainkan peran penting dalam perempuan kemudian mendapatkan kemampuan untuk memilih di Amerika Serikat. Dari akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-20, ini membantu mendukung dan meningkatkan literasi perempuan dan mendorong perempuan untuk bertanggung jawab atas pendidikan mereka sendiri. Banyak orang percaya bahwa gerakan-gerakan ini adalah cikal bakal feminisme modern.