Apa itu Keadilan Transisi?

Keadilan transisional adalah proses akuntabilitas, pengakuan, rekonsiliasi, dan ganti rugi yang diadopsi oleh negara-negara yang baru mengalami demokratisasi setelah periode pergolakan politik yang mengakibatkan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas. Ini adalah istilah yang terkait dengan gagasan demokrasi transisional, yang mengacu pada kebangkitan suatu bangsa dari bawah rezim represif ke tahap pertama demokrasi yang masih muda. Konsep inti telah dipraktikkan untuk mengatasi kejahatan perang, pembersihan etnis, kekerasan gender, dan contoh lain dari lembaga pemerintah dan militer yang berbalik melawan penduduk sipil.

Gagasan keadilan transisional berakar pada Perang Dunia II dan penuntutan Nazi atas kejahatan perang dan genosida massal orang-orang Yahudi. Baru pada akhir 1980-an selama berbagai pemberontakan politik melawan rezim otoriter di Amerika Latin dan Eropa Timur, istilah “keadilan transisional” dipopulerkan oleh komunitas internasional. Istilah itu muncul untuk mengidentifikasi proses mencoba menyembuhkan penduduk sipil yang telah menjadi sasaran pelanggaran hak asasi manusia yang keji.

Salah satu momen penting dalam perkembangan doktrin ini adalah keputusan 1988 oleh Pengadilan Hak Asasi Manusia Inter-Amerika tentang masalah Honduras yang menetapkan kewajiban negara untuk terlibat dalam empat tindakan mendasar mengenai pelanggaran hak asasi manusia. Pengadilan menyatakan bahwa negara bertanggung jawab untuk mencegah pelanggaran hak asasi manusia, melakukan penyelidikan serius ketika ada dugaan pelanggaran hak, menjatuhkan sanksi, dan memberikan reparasi kepada para korban. Sebagai hasil dari kristalisasi kewajiban ini, metodologi aktual dapat berkembang.

Melalui studi tentang proses yang sedang berjalan di negara-negara seperti Honduras, Chili, dan Afrika Selatan, komunitas internasional mengidentifikasi beberapa elemen inti dari sebuah sistem yang dapat memberikan ganti rugi kepada orang-orang yang dianiaya. Keadilan transisional mencakup pembentukan komisi kebenaran untuk membantu mengungkap pelanggaran hak asasi manusia dan penuntutan pidana terhadap orang-orang yang bertanggung jawab. Ini juga termasuk reparasi bagi para korban yang memberikan bantuan keuangan dan permintaan maaf, reformasi militer, polisi, dan peradilan, dan peringatan publik dari tragedi tersebut.

Pergolakan politik menjadi lebih umum di seluruh dunia, dan doktrin keadilan transisional semakin penting dalam hukum internasional. Proses tersebut telah disahkan oleh Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa dan telah menjadi dasar keputusan yang dicapai oleh Komite Hak Asasi Manusia PBB. Keadilan transisional tidak statis, bagaimanapun, dan terus berkembang seperti yang diterapkan pada keadaan yang berubah.