Hermafroditisme, juga disebut interseks, adalah gangguan yang melibatkan perkembangan seksual. Bayi dengan gangguan interseks dilahirkan dengan organ seks yang tidak teratur atau memiliki inkonsistensi antara organ dalam dan luar. Dokter mengobati kondisi tersebut dengan mengeluarkan organ seksual yang tidak diinginkan.
Kondisi ini awalnya dinamai Hermes dan Aphrodite, dewa Yunani dan dewi cinta dan seks, tetapi sebagian besar dokter dan pasien abad ke-21 menyebut hermafroditisme sebagai interseks. Gejala interseks bervariasi tergantung pada pasien. Beberapa gejalanya termasuk kelainan bentuk organ seksual luar, adanya testis pada wanita atau adanya ovarium pada pria. Beberapa gangguan interseks mungkin tidak terlihat sampai pubertas.
Empat macam hermafroditisme dapat mempengaruhi perkembangan seksual anak. Anak-anak dengan kondisi yang dikenal sebagai interseks 46 XY memiliki organ luar wanita, tetapi mereka juga memiliki kromosom pria. Kondisi interseks 46 XX adalah kebalikannya — anak memiliki organ seksual laki-laki di bagian luar dan kromosom perempuan.
Interseks gonad sejati, atau hermafroditisme sejati, terjadi ketika anak memiliki organ seks pria dan wanita di dalam. Organ eksternal bisa laki-laki, perempuan atau tak tentu. Interseks yang tidak ditentukan adalah istilah umum untuk setiap kondisi yang mengakibatkan hermafroditisme yang tidak termasuk dalam salah satu dari tiga kategori sebelumnya. Beberapa dari kondisi ini mengakibatkan gangguan interseks, dan lainnya mempengaruhi kromosom seks atau perkembangan reproduksi tanpa menciptakan inkonsistensi antara organ dalam dan luar.
Penyebab kondisi tersebut bervariasi. Beberapa bayi mungkin mengalami perkembangan seksual yang tidak normal jika ibunya menderita tumor ovarium selama kehamilan atau jika dia menggunakan produk berbasis testosteron. Kondisi medis seperti sindrom insensitivitas androgen, suatu kondisi yang disebabkan oleh kromosom X yang rusak, mengganggu kemampuan tubuh untuk menggunakan hormon seks pria dengan benar. Sindrom Turner adalah kelainan di mana seorang gadis dilahirkan dengan hanya satu kromosom X normal, bukan dua.
Banyak dokter di masa lalu lebih suka menetapkan jenis kelamin untuk anak-anak dengan kondisi ini dan akan melakukan operasi rekonstruktif saat anak masih kecil. Kebanyakan ahli bedah memilih jenis kelamin perempuan karena organ luar perempuan lebih mudah untuk direkonstruksi. Hal ini sering menyebabkan masalah identitas seksual di kemudian hari, terutama jika anak tersebut memiliki kromosom laki-laki atau mengembangkan hormon laki-laki pada saat dewasa. Pada tahun 2011, banyak ahli menyarankan untuk menetapkan anak berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, tetapi mereka merekomendasikan untuk menghindari operasi sampai anak tersebut lebih besar dan dapat memiliki suara dalam memilih identitas seksual.