Barang kubur adalah benda yang dikubur atau dikremasi bersama jenazah. Banyak budaya memiliki tradisi meninggalkan barang-barang kuburan, dari Amerika Serikat modern, di mana kenang-kenangan dikuburkan bersama orang mati, hingga Mesir Kuno, di mana orang-orang berpangkat tinggi dikuburkan dengan berbagai macam barang mewah. Kepercayaan tentang fungsi barang kubur berbeda-beda, tergantung waktu dan budaya.
Praktek memasukkan barang-barang kuburan dengan penguburan sudah kuno. Beberapa penguburan hominid termasuk benda-benda mentah, menunjukkan bahwa bahkan pada tahap awal evolusi, kematian adalah pengalaman penting. Benda-benda di pemakaman kuno termasuk hal-hal seperti tekstil, keranjang, mangkuk, dan perhiasan; bahan organik seperti makanan mungkin telah dimasukkan pada saat penguburan juga.
Di banyak masyarakat kuno, orang mati dikubur dengan benda-benda yang bisa mereka gunakan di akhirat. Orang Viking dan Mesir sama-sama memiliki praktik pemakaman yang mewah di mana orang mati dikuburkan dengan makanan, pelayan, peralatan, mainan, hewan peliharaan, hewan pekerja, pakaian, perhiasan, dan berbagai macam barang lainnya, dan diyakini bahwa orang perlu dikuburkan dengan segala sesuatu yang mungkin mereka butuhkan di akhirat. Tradisi ini bertahan di banyak budaya; di beberapa bagian Asia, misalnya, orang-orang dikremasi dengan uang kertas atau kartu kredit khusus yang dapat digunakan di akhirat.
Barang-barang kuburan juga ditinggalkan sebagai persembahan kepada orang mati, atau persembahan kepada para dewa. Di Yunani Kuno, misalnya, orang dikuburkan dengan dua koin untuk membayar kematian tukang perahu, dan di budaya lain, orang mati dikubur dengan uang untuk membayar kematiannya sendiri. Dalam pengertian ini, benda-benda tersebut dianggap sebagai jenis titipan nazar, yang berarti bahwa benda-benda tersebut ditinggalkan di lokasi yang disucikan untuk tujuan ritual tertentu.
Karena barang-barang kuburan sering kali mencakup barang-barang yang sangat berharga, penjarahan kuburan telah menjadi masalah umum sepanjang sejarah manusia. Banyak makam telah dijarah untuk perhiasan dan barang berharga lainnya yang dikandungnya, dan beberapa dari benda jarahan ini telah masuk ke museum atau koleksi pribadi. Menemukan kuburan yang belum dijarah adalah hal yang sangat tidak biasa, dan menjadi penyebab perayaan di antara para arkeolog.
Ada beberapa perselisihan tentang apa yang harus dilakukan dengan barang-barang yang digali di situs kuburan. Beberapa orang percaya bahwa barang-barang seperti itu harus dipugar, dipelajari, dan dipajang, sementara yang lain merasa bahwa kuburan harus dibiarkan tidak diganggu sebagai tanda penghormatan kepada orang yang sudah meninggal. Masalah ini sangat diperparah oleh praktik arkeologi yang meluas di abad ke-19, ketika banyak barang tak ternilai disingkirkan dari mata pelajaran kolonial dan diekspor; sebagian besar barang-barang ini belum dikembalikan ke negara asal mereka.