Apa itu Filologi Klasik?

Karya-karya tertulis kuno klasik kadang-kadang ditulis ulang, disalin, atau diterjemahkan berabad-abad setelah mereka disusun dan disusun. Karya filologi klasik adalah untuk menentukan apakah teks-teks Yunani dan Latin yang dilestarikan dari zaman kuno benar-benar sesuai dengan makna dan maksud penulis aslinya. Seorang filolog klasik pada dasarnya mencoba untuk menentukan apakah kita memiliki versi yang benar dari naskah asli. Ini melibatkan pemeriksaan yang cermat terhadap kata-kata individu di dalam teks dan pembacaan yang cermat atas setiap komentar atau penjelasan yang ditambahkan ke teks selama berabad-abad.

Istilah filologi berasal dari kata Yunani philologos. Di zaman kuno, philologos merujuk pada seorang komentator pada manuskrip sastra kuno. Itu berarti “seseorang yang disayangi kata itu.” Karya-karya ini mengandung banyak kata yang maknanya mungkin tidak jelas, tidak pasti, atau salah diterjemahkan. Seorang filolog klasik mencoba memastikan bahwa penafsiran teks-teks ini seakurat mungkin.

Untuk menemukan dan memahami makna yang benar dari sebuah teks kuno, filolog klasik dalam arti tertentu harus memasuki budaya linguistik dan sejarah kuno. Dia mencari arti yang tepat dari kata-kata seperti yang akan dipahami pada waktu itu. Premisnya adalah bahwa sastra dari setiap budaya dan zaman hanya boleh ditafsirkan dengan membaca karya seperti yang dimaksudkan oleh penulis aslinya untuk dibaca oleh orang-orang sezamannya. Ini berarti tidak memaksakan interpretasi atau makna modern pada kata-kata dalam teks. Kompleksitas bahasa dan gagasan yang ada pada saat karya itu ditulis harus diungkap melalui penelitian yang cermat.

Dalam filologi klasik, konteks kata-kata dalam masing-masing bagian naskah adalah penting. Inkonsistensi dalam penggunaan kata di antara bagian yang berbeda dari pekerjaan dapat menunjukkan kesalahan dalam menyalin atau salah terjemahan. Harus ada konsistensi dalam arti yang diberikan pada sebuah kata di seluruh teks. Kadang-kadang penelitian terhadap keseluruhan karya penulis diperlukan untuk menentukan ide keseluruhan penulis. Metodologi ini tidak selalu menghasilkan kepastian tentang makna kata-kata tertentu, tetapi menciptakan batasan-batasan yang tetap untuk maknanya.

Kritikus bidang filologi klasik berpendapat bahwa ada terlalu banyak ambiguitas dalam kata-kata untuk menetapkan makna yang pasti bagi mereka, terutama setelah berabad-abad perubahan linguistik. Mungkin ada perubahan idiom, pergeseran makna kata, atau hilangnya penggunaan kata sama sekali. Selang waktu saja membuat penentuan makna kata secara objektif menjadi tidak mungkin.

Tanggapan filologi klasik adalah bahwa bahkan jika tidak ada kepastian tentang arti beberapa kata, itu tidak berarti bahwa ini benar untuk semua kata. Bukti mengenai makna kata dapat dikumpulkan dari membandingkan karya seorang penulis dengan teks-teksnya yang lain dan teks-teks sezamannya. Penelitian yang mendalam dapat menghasilkan tidak hanya dalam memperbaiki makna kata tetapi dalam memahami bagaimana setiap mengapa penulis menggunakannya.