Dugu adalah ritual leluhur suci yang dilakukan oleh Garinagu, juga dikenal sebagai Garifuna, kelompok etnis Amerika Tengah. Dugu dikenal sebagai Pesta Orang Mati dan dilakukan sebagai puncak penghormatan, penghargaan, dan perasaan terhadap leluhur Garinagu. Ini adalah salah satu dari tiga ritus utama dan paling dirayakan dalam budaya Garinagu. Dugu digunakan untuk menjelaskan suatu masalah atau kemalangan tertentu dalam suatu komunitas.
Garinagu adalah kelompok etnis campuran yang sebagian besar ditemukan di Belize. Juga mendiami Honduras, Guatemala, dan Nikaragua, Garinagu adalah keturunan orang Afrika, Arawak, dan Carib. Mereka kadang-kadang disebut orang Amerindian atau Garifuna, dan ada sekitar 300,000 dari mereka yang tinggal di Amerika.
Dugu yang dilakukan oleh Garinagu, dikombinasikan dengan Memberi Makan Orang Mati dan Memandikan Roh Orang Mati, menghormati pentingnya leluhur Garinagu. Dugu dilakukan ketika leluhur yang sudah meninggal mengajukan permintaan kepada yang masih hidup. Permintaan tersebut dibawa ke sebuah upacara yang disebut Arairaguni (“penurunan”), dan upacara tersebut diadakan oleh dukun atau dukun masyarakat, yang disebut Buyae. Selama Dugu, Buyae memanggil roh pembantu, yang disebut hiuruha, untuk membantu menjelaskan suatu masalah.
Masalah-masalah yang coba dijelaskan oleh Dugu ini dapat mencakup banyak hal: kematian yang tidak dapat dijelaskan, serangkaian kekeringan, serangkaian kecelakaan, penyakit sebelum waktunya, atau banyak hal lainnya. Di Dugu, dukun, dengan bantuan para pembantu roh, menghubungi leluhur yang telah meninggal. Leluhur, yang disebut Gubida, dihubungi atas nama keluarga yang malang, di mana almarhum akan menyampaikan keinginan mereka kepada keluarga, dan menjelaskan situasi yang sedang dihadapi.
Sebagai perayaan terkadang selama seminggu, Dugu membawa seluruh keluarga untuk menghormati leluhur yang telah meninggal. Dugu biasanya dilakukan setahun penuh setelah meninggal, dan umumnya di desa tempat garis keturunan keluarga berasal. Sebuah gundukan tanah kecil dibangun di luar rumah tempat tinggal nenek moyang, dan roh-roh disalurkan melalui gundukan ini. Ritual Dugu termasuk menari, nyanyian, dan berbagi makanan. Tindakan paling sakral dari Dugu, amalihani, adalah tarian yang dibawakan dan dipimpin oleh Buyae yang menandakan masuknya makhluk halus ke dalam ritual.