“Bluestocking” adalah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan seorang wanita berpendidikan dan intelektual. Beberapa sejarawan percaya ungkapan itu paling umum digunakan selama abad ke-18, di samping organisasi Blue Stocking Society, sebuah masyarakat Inggris yang terdiri dari perempuan dan laki-laki yang mendorong pemikiran dan percakapan akademis. Sejarawan lain membantah teori dasar ekspresi ini, mengklaim asalnya sebenarnya dapat ditelusuri sejauh abad ke-15 dan ke daerah lain di dunia seperti Prancis dan Skotlandia. Meskipun “bluestocking” biasanya menggambarkan seorang wanita dengan tingkat kekayaan, pendidikan, dan pencapaian tertentu, ekspresi itu tidak selalu menyanjung. Ada kegunaan lain untuk ekspresi, dan saat ini orang jarang menggunakannya sebagai cara untuk menggambarkan seorang wanita.
Mirip dengan banyak pepatah, ungkapan “bluestocking” mungkin dapat ditelusuri akarnya kembali ke makna yang lebih literal. Salah satu teori populer melibatkan Benjamin Stillingfleet, seorang penerbit dan penerjemah pria yang tidak cukup kaya untuk membeli stoking sutra hitam yang dikenakan sebagai pakaian formal selama periode tersebut. Selama pertemuan Blue Stocking Society, dia mengenakan stoking wol biru yang lebih informal pada zaman itu. Dengan demikian, ungkapan “bluestocking” muncul untuk menggambarkan suasana informal pertemuan, serta penekanan pada percakapan intelektual di atas gaya para hadirin. Teori lain yang kurang dikenal tentang asal usul ekspresi sebagian besar terkait dengan mode stoking wol biru selama berbagai periode waktu dan di bagian lain dunia.
Terkadang, menggambarkan seorang wanita sebagai bluestocking itu menghina. Kebanyakan wanita yang dianggap bluestocking, termasuk mereka yang tergabung dalam Blue Stocking Society, lebih kaya, lebih berpendidikan, dan lebih berprestasi daripada wanita lain pada masanya. Namun, ada kalanya ungkapan itu dianggap berkonotasi negatif. Misalnya, beberapa orang menganggap wanita-wanita ini lusuh. Sejarawan percaya konotasi negatif ini berakar pada prasangka orang lain.
Meskipun makna keseluruhan dari ungkapan itu jauh dari hilang, “bluestocking” bukanlah istilah yang umum digunakan akhir-akhir ini. Meski begitu, orang yang akrab dengan sejarah ekspresi mungkin menggunakannya untuk menggambarkan seorang wanita intelektual, terutama jika mereka berbicara atau menulis untuk audiens yang juga akrab dengan ekspresi. Juga, perusahaan atau bisnis kontemporer tertentu, seperti toko buku dan majalah, mungkin menggunakan ekspresi atau beberapa putarannya untuk menyampaikan pelanggan, lingkungan, atau layanan atau produk yang berpusat pada wanita.