Apa itu Bisacodyl?

Bisacodyl adalah pencahar jangka pendek yang digunakan untuk mengobati sembelit. Obat ini juga dapat digunakan untuk membantu mengosongkan usus sebelum berbagai prosedur medis atau operasi. Bisacodyl tersedia baik dengan maupun tanpa resep dan tersedia dalam bentuk tablet, supositoria, atau enema. Pasien harus memberi tahu dokter tentang obat apa pun yang sedang digunakan, karena obat-obatan tertentu, seperti aspirin, dapat bereaksi negatif terhadap bisacodyl. Potensi efek samping bisacodyl mungkin termasuk sakit perut, mual, atau diare.

Tablet bisacodyl umumnya diminum malam sebelum prosedur atau pemeriksaan medis dan cenderung menghasilkan buang air besar dalam waktu enam hingga delapan jam setelah diminum. Tablet ini harus ditelan utuh dan tidak boleh dihancurkan atau dikunyah. Tablet ini tidak boleh diminum dalam waktu satu jam setelah menggunakan antasida atau minum susu. Jika prosedur yang dikenal sebagai barium enema telah dijadwalkan, pasien tidak boleh makan setelah minum obat ini.

Supositoria bisacodyl umumnya menghasilkan buang air besar dalam waktu 15 menit sampai satu jam. Supositoria dikeluarkan dari bungkusnya dan kemudian dicelupkan ke dalam air hangat. Pasien kemudian berbaring di sisi kiri dengan lutut ditarik ke arah dada. Supositoria kemudian dimasukkan dengan lembut ke dalam rektum dan ditahan di tempatnya selama beberapa detik sebelum dilepaskan. Pasien harus mencuci tangan dengan bersih setelah memasukkan supositoria.

Enema yang mengandung bisacodyl biasanya menghasilkan buang air besar dalam waktu lima menit. Pasien harus mengocok botol dengan baik sebelum melepas ujung pelindung. Enema digunakan dalam banyak cara yang sama seperti supositoria, dengan pasien dengan lembut meremas botol sampai sebagian besar cairan telah dilepaskan ke dalam rektum. Isi botol harus ditahan di dalam rektum selama mungkin. Mencuci tangan yang benar harus dilakukan setelah penggunaan enema.

Beberapa efek samping ringan dari jenis obat ini umum terjadi. Kram perut atau nyeri dapat terjadi saat obat mulai bekerja dan akan mereda setelah buang air besar tercapai. Mual atau perasaan ingin pingsan juga bisa muncul saat usus mulai bergerak. Gejala-gejala ini harus hilang setelah buang air besar terjadi. Jika gejalanya parah atau bertahan setelah usus dikosongkan atau jika buang air besar tidak terjadi setelah menggunakan obat ini, dokter harus segera dikonsultasikan.